Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Dunia

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah, 16 Shafar 1443

Masa Dunia
Saudaraku, setelah dicipta diempatkan di alam arwah, lalu pada saatnya ruh masing-masing akan diturunkan sesuai takdirnya dan dititip di rahim ibunda. Setelah sekitar sembilan bulan dialam kandungan, kita dilahirkan ke dunia. Untuk ini terdapat beberapa ayat sebagai landasan. Allah berfirman yang artinya  Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? (Qs. Al-An'am 32)

Berdasarkan normativitas yang maknanya tertera di atas, di antaranya dipahami  bahwa orang-orang baik adalah orang-orang yang berhati-hati terhadap dunia ini yang dalam ayat dinyatakan sebagai permainan dan sendau gurau. Dan kehidupan di negeri akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, yakni orang-orang yang berhati-hati memanfaatkan hidup dan kehidupan di dunia ini sebagai mazra'at al-akhirat, sawah ladangnya akhirat. 

Apalagi bila dilihat dari perbandingan betapa singkatnya hidup di dunia berbanding durasi abadinya hidup di akhirat, Allah berfirman yang artinya ‘Dan sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. Al-Hajj 47). “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Sajdah 5)

Seandainya oleh Allah, kita dikaruniai hidup di dunia ini dengan umur rata-rata umat Nabi Muhammad saw yaitu sekitar 60 tahun, maka sejatinya hanya sama dengan 1.4 jam saja untuk ukuran waktu di akhirat. Ini hanya perbandingan durasi hari, belum lagi dengan keabadiannya. Oleh karenanya saat hidup di dunia ini orang-orang yang bertakwa tidak terlena, tidak diniabobokkan seperti saat bermain-main atau saat bersendau gurau ketawa ketiwi sehingga lupa hari, padahal hanya sekejab saja dan kemudian berlalu.

Lama atau tidaknya kita hidup di dunia ini tidak begitu penting tetapi yang paling peinting adalah agaimabsinabba makna dari hidupnya di  penting dapat membawa.

Makanya orang yang baik kan terus berhati-hati terhadap dunia dan segala kesenangannya (harta tahta dan wanita/pria). Karena semua ini bisa berpotensi ganda; seringkali menggelincirkan, tetapi juga bisa menjadi media dan ladang amal. Ia adalah ujian; ia pangkal penyebab kejahatan sekaligus kesalihan. Dengan keberadaannya, manusia bisa mendapat murka Allah atau memperoleh ridha Nya. 

Dalam historisitas terekam jelas, karena demi harta, tahta dan wanita/pria ragam sikap dan kejahatan merajalela, seperti rakus, loba, kikir, iri hati, dengki dan tidak mengenal halal haram. Dari sini lalu ada pencurian, pembegalan, perampokan, korupsi, intrik-intrik, saling sikut untuk berebut dan saling menyalahkan dan suka memerangi.

Namun sebaliknya dengan harta, tahta dan wanita/pria kita juga bisa mendapatkan keberkahannya. Dengan harta kita bisa bersedekah, berinfak, berzakat, membangun agama dan bisa menafkahi keluarga. Dengan tahta kita bisa amar makruf nahi munkar, bisa membuat kebijakan demi kemaslahatan umat dan membangun peradaban. Dengan wanita/pria kita bisa membangun keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan melahir-wariskan Islam antargenerasi.

Orang-orang yang bertakwa akan dijauhkan dari perilaku nifak munafik dan kufur-kafir. Orang-orang munafik memanfaatkan dunia ini sebagai panggung sandiwara, mereka hanya bersolek dan berlaku supaya ditonton orang sehingga tidak akan bermanfaat untuk dirinya apalagi untuk Allah. Dan orang-orang kafir memperlakukan dknia ini sebagai tempat pesta pora, sehingga mereka tidak mengenal halal haram, yang penting memperoleh kesenangan atas syahwatnya sesaat, kini dan di dunia ini. 

Orang-orang yang  baik memandang, menggunakan dan memanfaatkan dunia ini sebagai mazra'at al-akhirat (sawah ladang akhirat) dengan menabur benih-benih kebaikan, kebajikan yang didasari iman dan ilmu pengetahuan tentangnya. Nah karena hingga kini kita masih diberi waktu untuk hidup di dunia ini, maka akan kita syukuri dengan baik.  Amiin