Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Isya

Muhasabah 10 Shafar 1443
Sri Suyanta Harsa
Masa Isya
Saudaraku, tema muhasabah hari ini tentang ibrah masa isya sebagai kelanjutan masa magrib sebagaimana pesan muhasabah kemarin. Masa isya adalah masa yang durasinya paling lama ketimbang masa dhuhur, asar, magrib dan subuh. Di Banda Aceh masa isya mulai 18.50 hingga jelang subuh. Saking lamanya, apalagi ditambah suasananya yang kondusif untuk tidur, maka setelah isya juga dikenal sebagai masa istirahat.

Oleh karena itu, shalat isya dan subuh menjadi shalat yang paling berat dikerjakan.. Rasulullah saw bersabda yang artinya, "Shalat terberat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan subuh. Kalau mereka tahu pahala yang Allah siapkan dalam kedua shalat itu, maka mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak. Sungguh, aku benar-benar hendak memerintahkan seseorang untuk menjadi imam shalat, kemudian aku pergi bersama beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar kepada suatu kaum yang tidak hadir shalat berjamaah, lalu aku membakar rumah-rumah mereka." (HR Muslim).

Padahal keutamaan shala isya dan subuh sangat banyak. Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa shalat Isya berjamaah, maka ia bagaikan shalat (sunah) setengah malam, dan barang siapa shalat subuh secara berjamaah, maka ia bagaikan shalat (sunah) semalam penuh." (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Nah bila shalat isya sudah ditunaikan maka kita bisa beristirahat agar dini hari nanti bisa bangun tidur untuk mengawali aktivitas bermakna lagi. Sesaat sesudah menunaikan Isya di awal waktu hingga dini hari memang sangat kondusibf untuk istirahat. Perhatikanlah bagaimana situasi dan keadaan yang sangat damai sehingga menawarkan kenyamanan istiraha. Udara dan semilir angin yang dingin merasuk, gelapnya malam bagaikan selimut yang nenutupi, bunyi-bunyian yang bersahutan dari suara hewan, burung atau serangga bagaikan musik yang mengantarkan tidur insani dan alam sekitar seolah membisu menciptakan keheningan malam nan syahdu. Di samping itu, secara internal, diri manusia juga perlu mengistirahatkan dirinya setelah seharian beraktivitas memenuhi hajad kehidupannya.

Oleh karenanya, kita menjadi mengerti mengapa tuntunan nornativitas juga menghendaki hal yang sama, yakni siang beraktivitas dan malam beristirahat. Perhatikanlah! Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (QS.Al-Naba’:11). Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash:73). 

Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan…” (QS. Al-An’am: 60). 

Dan Dialah yang menjadikan untuk kamu malam sebagai pakaian dan tidur sebagai pemutus dan Dia menjadikan siang untuk bertebaran”.(Al-Furqan:47)

Allahlah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang…” (QS. Al-Mu’minun: 61) 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. Al-Ruum: 23) 

Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An-Naml:86). 

Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (QS. Yunus: 67).

Oleh karenanya sudah selayanya kita mensyukuri keberkahan isya dan malam hari yang disediakan Allah bagi sesiapapun yang dikehendakiNya. Pertama meyakini sepenuh hati bahwa malam hari diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan manusia, yakni agar beristirahat, menetralisir demi keseimbangan diri. Kedua memperbanyak mengucapkan alhamdulillahirabbil 'alamin atas segala karunia yang Allah anugrahkan kepadanya, sehingga di jelang malam  sebelum istirahatnya bisa berkumpul, berdiskusi, bermusyawarah bersama keluarga, suami atau istrinya dan anak-anaknya. Ketiga mensyukuri keberkahan malam hari dengan perbuatan nyata, seperti memanfaatkannya untuk beristirahat, sehingga dapat mengembalikan kebugaran setelah seharian beraktivitas mencari nafkah dan rezeki yang halal dan baik. Akhlak Islam menuntun agar kita dapat mempercepat tidur setelah penunaian shalat Isya (dianjurkan tidak melampaui sekitar pukul 22.00), agar bisa cepat bangun di sepertiga terakhir di dini hari untuk menegakkan shalat malam, dzikir, berdoa, membaca buku, menulis artikel, iktikaf sembari menanti saat fajar untuk shalat sunat rawatib sebelum subuh dan shalat subuh berjamaah.

Nah pertanyaan muhasabahnya: setelah masa magrib (baca, kita ditenggelamkan di balik papan di kuburan), saat isya tiba apakah kita bisa tidur atau istirahat secara nyenyak menyenangkan di alam barzah. Semoga.

Aamiin ya Rabb