Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Syuruq

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 5 Shafar 1443


Saudaraku, tema muhasabah hari ini akan mengambil ibrah dari syuruq atau pas terbitnya sang surya (orang jawa bilang mlethek sengengene, mulai tampak mataharinya). Pada masa pas syurug ini kita umat Islam dilarang shalat.

Dalam sebuah catatan Imam Nawawi menjelaskan bahwa para ulama sepakat untuk mengharamkan shalat setelah shalat subuh. Nabi Muhammad saw bersabda, “Laa shalata ba’da al-subhi hatta tartafi’a al-syamsu wa laa shalata ba’da al-ashri hatta taghiba al-syamsu.” Artinya, “Tidak ada shalat setelah shalat subuh sampai matahari meninggi dan tidak ada shalat setelah Ashar sampai matahari tenggelam.”

Waktu syuruq adalah terbitnya matahari, karena arti syuruq ya terbit. Waktu syuruq sekaligus menandai bahwa waktu subuh telah berakhir. Waktu syuruq atau waktu terbit matahari dapat dihitung dengan menggunakan algoritma tertentu. 

Nah bila pernah mendengar shalat sunat syuruq, maka ini berarti bahwa shalat sunat yang dikerjakan pada sesaat setelah matahari terbit. Shalat syuruq juga dikenal dengan shalat isyraq (bukan pas terbit, tetapi setelahnya)  Penyebutan shalat ini dengan shalat isyraq berdasarkan dengan penamaan sahabat Ibnu'Abbas. Dalam hadits disebutkan bahwa shalat dhuha yang dilaksanakan persis pada waktu terbitnya matahari disebut shalat al-isyraq (Hr. Al-Hakim dan Thabrani dari Ummu Hani). Namun ini bukanlah shalat dhuha, karena shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah matahari sepenggalahan naik dan shalat shunah isyraq waktunya adalah sesaat setelah setelsh terbit matahari sampai waktu dhuha (sepenggelahan naik).

Keutamaan shalat Syuruq atau shalat Isyraq, di antaranya disebutkan dalam sebuah riwayat ari Abu Umamah ra, Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh dengan berjamaah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah dhuha (di awal waktu, syuruq), maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna." (HR. Thabrani. Syaikh Al-Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi (shahih dilihat dari jalur lainnya).

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang melaksanakan shat subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah." Beliau pun bersabda, "Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna." (HR. Tirmidzi no. 586, Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Untuk diketahui, bahwa waktu syuruq atau thulu'ul syamsi ialah sesaat setelah terbitnya matahari sampai kira-kira naik seukuran tombak. Berlangsung sekitar 15 menit dari waktu terbit matahari atau waktu dhuha. Di antara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah untuk muslim adalah saat subuh. Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Begitu mulianya waktu subuh, Rasulullahsecara khusus berdoa. ''Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh.'' (HR Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Nah, kata-kata syuruq dalam bahasa sehari-sehari kita di Indonesia digunakan istilah terbit. Dan kata terbit kemudian meluas maknanya, terbitnya peraturan tertentu dari pihak yang berwenang atau terbitnya sk tertentu (penasihat akademik, pembimbing, penguji, honorer, pegawai, kenaikan pangkat dan golongan, sk guru besar, sk menteri/wakilnya, sk rektor/wakilnya, sk dekan/diretkur/ wakilnya, sk pemenang/ ak juara, sk presiden tentang ..., sk menteri tentang . .dan seterusnya sampai sk pembenhentian) bermakna sk telah dikeluarkan oleh yang pihak berwenang sehingga sah dan meyakinakan akan tugas dan posisi baru seperti yang tertera dalam sk.

Dan secara filosofis, kata terbit juga bermakna lahir atau hidup yang lazimnya memberi harapan baru, hidup yang menerangi, hidup memberi kemanfaatan bagi seluas-luasnya kehidupan, dan hidup menghidupi.

Bila syuruq dimaknai munculnya matahari atau keluarnya matahari, maka pemaknaannya juga meluas, misalnya munculnya ide atau munculnya gagasan tertentu, munculnya pembaharuan tertentu, munculnya desa/kota/ kabupaten/provinsi, muncul "sesuatu". Ini semua tentu bermakna positif, sebagaimana halnya syuruqnya matahari.

Allahu a'lam