Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa "Islami"

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 1 Safar 1443

Masa "Islami"
Saudaraku, allhamdulillah kita sudah berada di bulan Safar. Ya, di bulan Safar, yang menurut sejarahnya penamaan Safar bermakna kosong. Mengapa? Iya, katena dalam hal ini sering dikaitkan dengan kebiasaàn orang Arab melakukan perjalanan dalam berbagai-bagai maksud dan tujuan meninggalkan rumah dalam masa tertdntu, sehingga rumah menjadi kosong.  

Dalam praktiknya, tentu untuk melakukan perjalanan atau melakukan aktivitas tertentu tidak hanya pada bulan ini saja, tetapi juga pada sebelas bulan lainnya. Nah, dengan demikian bulan Safar atau lainnya, tidak ada salahnya melakukan perjalanan atau melakukan suatu agenda. Tidak ada bulan sial atau masa sial atau bulan mujur atau masa mujur. 

Tidak ada masa islami atau masa kafiri, kecuali dikaitkan dengan keadaan atau yang dialami seseorang. Ketika kita ada mendengar ungkapan "masa islami yang dilaluinya sangat berkah ketimbang sebelumnya", maka kalimat ini berarti ada seseorang yang masuk Islam sehingga masa-masa yang dilaluinya adalah masa islami. Dan ini untuk menandakan bahwa masa sebelumnya belum memperoleh hidayah, masa ketika masih kafir. Jadi, tidak ada masa sial atau masa beruntung kecuali dikaitkan dengan keadaan atau yang dialami oleh masing-masing.

Hanya saja Allah, mengingatkan kita malah diingatkanNya dengan bersumpah pada masa di Surat Al-'Ashr surat yang ke-103 dari 114 lainnya. Allah berfirman yang artinya Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi, kecuali bagi orang-orang - yang memanfaatkan masa - dengan beriman dan beramal shalih, dan berwasiat atau saling ingat mengatkan tentang kebenaran dan sabar. (Qs. AL--'Ashr 1 - 3)

Saking dahsyatnya kandungan dari surat ke-103, maka Imam Syafi’i ra mengatakan Seandainya Allah tidak menurunkan surat kepada makhluk-Nya, kecuali hanya surat Al-Ashr, niscaya sudah mencukupi mereka.”

Nah, begitulah masa. Betapa pentingnya masa (luang) bagi seseorang. Jadi dalam Islam, masa atau kesempatan atau waktu luang itu merupakan karunia Allah, meskipun seringkali ditelantarkan. Maka dalam masa luang Nabi Muhammad saw bersabda: "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Maka, ibrahnya saya dan kita semua dipastikan dapat memanfaatkan masa luang, atau masa dimana kita masih dianugrahi hidup. Semua ini merupakan bagian dari karunia Allah yang unlimited, apalagi dalam kondisi sehat wal afiat.  Dan besuk atau lusa belum tentu dalam jangkauan kita lagi. 

Mari shalat: mari bermunajat: mari meraih kemenangan: mari bersimpuh menjemput karuriaNya: mari merasakan kebahagiaan. Aamiin

Allahu a''lam