Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesan dan Pengalaman Beda

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 25 Muharam 1443

Pesan dan Pengalaman Beda
Saudaraku, ini benar-benar subyektif yang kualami selama dua pekan terakhir ini, dimana dalam hidup ini saya merasa benar-benar di "alam yang berbeda" daripada sebelum atau sesudahnya. Ya, benar, saya ingat sejak ayamul bidh bulan Muharam hingga kini (berarti sudah 14 hari), saya benar-benar merasakan alam dunia kesadaranku sendiri, meskipun ternyata masih terhubung dengan keluarga dan sanak saudara. Kadang untuk membuktikan ini saya pukul-pukul pipiku sendiri. Mungkin ini halusinasi yang saat kecil dulu pernah kualami saat demam meninggi. Tapi dulu itu berlangsung sangat cepat paling sehari semalam gitu, tetapi kini entah mengapa panjaaaaang dan lamaaaa sekali.

Jadi meskipun saya masih berada di tengah-tengah kehidupan keluarga, misalnya, masih melihat istri dan anak-anak dalam aktivitas keseharian mereka masing-masing juga sesekali bercakap,  namun tetap saja bahwa saya merasa di alam kesadaran yang berbeda terutama di malam hari yang notabene tak bisa tidur sedikit juapun..

Keheningan setiap malam hari benar-benar menjadi saksi betapa "sibuknya" diri ini (mondar mandir tak tentu arah menahan rasa sakit, sesering mungkin mengonsumsi air hangat (bayangkan hampir habis 3 galon aqua yang berisi 19 liter di despenser selama 14 hari), melakukan prona, membuat pengasapan di atas kompor gas, sebentar-sebentar ke kamar kecil untuk pipis, lalu berwudhu, begitu terus), lalu shalat farfhu dan shalat malam, berdzikir dalam ikhtiar menjemput karunia Allah berupa dikuranginya atau dihilangkannya rasa sakit yang begitu menyiksa. Sesekali kusempatkan untuk menyambangi tempat tidur istri dan putri-putriku untuk memastikan keadaan mereka, jangan sampai ikut terpapar rasa sakit seperti yang kualami.

Saya harus terus bersyukur, meski harus mengalami pengalaman yang benar-benar berbeda selama dua pekan ini, tetapi masih bisa terhubung dengan keluarga di rumah, keluarga di wa, keluarga di tempat kerja, dan keluarga di sosial media lainnya. Di antara hikmah ketersambungan silaturahim ini benar-benar membawa keberkahan. Bayangkan hampir saban hari kami memperoleh kiriman berupa paketan (aneka buah-buahan, obat-obatan, susu beruang, roti tawar, beras, telur, gula, minyak goreng dan sembako lainnya). Malah ada paketan yang sebelumnya tidak kami ketahui pengirimnya. Untuk semua kebaikan dan perhatian, saya berdoa semoga Allah melipatgandakan pahala dan rezeki bagi sesiapa dari saudaraku yang sudah berbagi.

Kami, memang sudah dua pekan (14 hari) ini konsentrasi penuh pada "pengalaman yang benar-benar berbeda" atas rasa sakit yang begitu mendera. Jarang dapur hidup, kecuali saya gunakan untuk pengasapan. Tentu, kebutuhan makan minum terutama bagi anak-anak tetap harus diperhatikan. Ya untungnya, anak-anak hanya di siang hari mengonsumsi makanan yang bisa diperoleh di kedai depan rumah lengkap dengan jajanannya agar tidak rewel. Untuk ini, putri pertamaku yang kelas 6 kebetulan daring sekolahnya sudah sangat membantu. 

Kini, di keheningan malam ini - yang masih sulit tidur, tapi sakitnya sudah mereda -  saya teris berbisik lirih memohon ampunan astaqhfirullahal adhim terus menerus sembari mensyukuri kondisi diri yang sudah membaik, kami tetap berharap pada Allah agar segera mengampuni kami dan membebaskan kami dari "jeratan" covid atau virus yang membahayakan lainnya. Semoga juga bagi keluarga, dan saudaraku semua . Aamiin