Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lahirnya Harapan


Sri Suyanta Harsa 
Muhasabah 5 Rabiul Awwal 1443

Lahirnya Harapan
Saudaraku, karena manusia memiliki krbutuhan atau bahkan keinginan sebagaimana telah diulang kaji dalam muhasabah yang baru lalu maka wajar bila kemudian manusia itu berharap akan tercapainya apapun yang diinginkan. Nah inilah yang melatari muhasabah hari sehingga judulnya diracik dalam trma lahirnya harapan.

Karena dengan keinginan, cita cinta ini akan membuka harapan, memotivasi belajar, menyemangati bekerja, membangkitkan gairah untuk berusaha meraihnya. Bahkan dalam historisitas Islam terdapat firqah dalam teologi yang menaruh harapan besar akan kepengampunan Allah atas hamba-hambaNya. Firqah atau aliran ini namanya Murjiah. Murjiah berasal dari kata raja''a berarti berharap. Mengapa? Iya, karena aliran ini benar-benar berharap pada Allah agar mengampuni segala dosanya. Tetapi hal ini memengaruhi lahirnya permisivime atau sikap serba boleh, yang dilarang sekalipin dilakukan juga lalu berharap dianpuni dosanya.

Lalu bagaimana ahirnya harapan? Nah untuk ini kita ikuti pertanyaan logika berikut ini. Apa mungkin seseorang menggantungkan harapan bisa lulus sekolah tetali tidak mau bersekolah? Bisakah menjadi sarjana tanpa kuliah? Menjadi pegawai negeri tanpa seleksi? Mendapatkan laba besar tanpa perniagaan? Memperoleh hadiah undian tanpa ikut sayembaranya? Apa bisa kenyang tanps makan dan minum? Cerdas tanpa belajar? Atau bagaimana mungkin memperoleh kenikmatan surga tetapi perbuatannya termasuk perbuatan yang dilakukan oleh ahli neraka? Berharap terhindar dari neraka tanpa meninggalkan larangan-larangan Allah ta'?ala.

Nah, jelas bukan? bagaimana melahirkan harapan. Layak berharap lulus sekolah itu bagi siswa yang rajin bersekolah. Pantas berharap menjadi sarjana ketika ia kuliah. Wajar berharap menjadi pegawai negeri karena sudah ikut seleksi. Biasa berharap laba besar karena berbisnis atau berniaga. Lazim berharap memperoleh hadiah undian karena sudah berpartisipasi suatu perhelatan yang diperlombakan.

Juga sangat wajar berharap memperoleh kenikmatan saat berbuka puasa di sore hari karena sudah menunaikan puasa dengan baik. Meskipun malu, tapi pantas berharap memperoleh surga karena kemurahanNya dengan berbekal takwa sebelumnya.
Semoga kita dianugrahi kreativitas untuk melahirkan harapan dan dianugrahi kekuatan untuk meraihnya.

Dengan demikian lahirnya harapan itu ketika manusia nemiliki kebutuhan atsu keinginan tertentu. Dan untuk meraih harapannya, maka lazimnya berdoa sembari berikhtiar menjemput karuniaNya. 

Dakam praktik kehidupan beragama, lazim juga bila ada yang menggantungkan harapan dengan melakukan amalan tertentu. Misalnya bangun dini hari bermunajat pada Ilahi agar dibuka pintu keberkahanNya. Istikamah shalat malam sehingga maqamnya tinggi. Juga bersedekah agar rezekinya bertambah dan berkah. Menyingkirkan duri (dahan pohon, timpahan minyak, menutupi lubang-lubang) di jalan agar tidak ada seorang pengguna jalan yang menderita karenanya. 

Dan seterusnya kita bisa menggantungkan hatapan tertentu dengan amalan sekecil yang kita mampu. Dengan saya melakukan ini (apa saja yang baik) semoga Allah memudahkan urusan saya (baca juga urusan anak saya, urusan suami/istri kita).  Aamiin ya Rabb.

Sekarang mari segera bangun dari tidur kita dan berharap pada Allah semoga kita memperoleh keberkahan dan kemenangan hiduo ini;. Mari menjemput karunia Allah yang tak terhingga ini dengan memastikan segera ambil air sembahyang; shalat malam, dzikir, tilawah Qur'an,  bermunajat kepada Allah memohon ampunan dan memohon agar Allah memberi hidayah dan kekuatan kepada kita agar istikamah dalam ketaatan krpadaNya.

Allahu a'lam