Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lahirnya Qanaah


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 9 Rabiul Awwal 1444

Lahirnya Qanaah
Saudaraku, bahagia sejatinya bisa mudah, bila kita qanaah. Oleh karenanya ijinkan loen tuan mengulang-ulang mengingat (dalam taksonomi Benyamin S Bloom disebut cognitif stau C1) lagi ilmu dan memahami (C2) tentang qanaah berikut seterusnya kreativitas mengimplementasikannya (C3 - C5) hingga menikmatinya (C6). 

Ilmu dan pemahaman tentang qanaah harus amaliah dan amaliah qanaah harus ilmiah. Semoga bisa dimulai dari sekarang meskipun kecil atau sedikit sekalipun.Jadi amaliah qanaah harus didasari ilmu, dan ilmu didasari iman. Di sinilah bermula lahirnya akhlak karimah yang dalam ini adalah sikap qanaah. Oleh karenanya, qanaah merupakan di antara prinsip hidup yang membagia. Ya Qanaah (orang bijak di Jawa sering menyebut nrimo ing pandum), yaitu merasa cukup dengan apapun yang telah dianugrahkan oleh Allah kepadanya. 

Dalam praktiknya, qanaah lazim dihubungkan dengan hal ikhwal rezeki, itupun sering dipersempit lagi menjadi sebatas penghasilan. Padahal harusnya bisa meluas ke aspek kehifupan lainnya. Hsl ini sangat urgen, karena dengan merengkuh qanaah akan melahirkan sikap bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang diterimanya.
Bersyukur itu berterima kasih kepada Allah  atas karuniaNya dan mentasyarufkan sesuai peruntukannya.

Nah, sikap qanaah mestinya dimenangkan bila menginginkan kebahagiaan. Karena dengan mensyukuri segala yang dianugrahkan kepadanya akan menghantarkan pada kondisi psikologis halu li al-nafsi) yang puas, lega dan sumeleh pada ketentuan dari Rabbnya. Alhamdulillah dianugrahi penghasilan (misalnya 9) tokh masih banyak yang di bawah itu,  mensyukuri punya rumah seperti madih di rumah sewa, alhamdulillah sudah bisa naik mobil pribadi saat pulang pergi ke tempat kerja, dan seterusnya.

Sebaliknya, coba bayangkan bila memperturutkan hawa nafsu atau keinginan yang tidak akan ada ujungnya itu, maka yang muncul kemudian hanyalah sikap nggrangsang, rakus, dan loba, sehingga hati tidak pernah merasakan terpuaskan, tidak pernah tenang, sehingga jauh dari rasa bahagia. Sudah dikasih penghasilan 9 masih bertanya dan memaksa agar 10. Sudah punya rumah pribadi masih mimpi punya kos-kosan. Sudah memiliki sepeda motor, masih ngeler pada mobil. Sudah pakai avanza ke mana-mana tapi masih saja kurang enak kurang nyaman tidak mantap lalu mati-matian kredit sana sini untuk memenuhi keinginannya pada inova atau fortuner. Hayooo mau sampai kapan nggrangsang begini? Bila keterusan, sepertinya rasa bahagia tak akan bersua.

Tetapi harus diingat bahwa qanah dengan mensyukuri yang ada, bukan berarti tak berikhtiar. Bahjan justru dengan qanaah neniscayakan iktiar dan optimisme. Dengan demikian qanaah pasti jauh dari sikap pesimis dan qanaah juga tidak mematikan kreativitas tetapi justru harus sebaliknya yaitu menuntut optimisme dan kreativitas. Aamiin ya Rabb.

Kini mari segera bangkit dari peraduan guna menjemput kemenangan; juga menjemput karunia Allah. Pastikan segera bersuci dan atau mengambil air sembahyang; shalat malam, dzikir, tilawah Qur'an,  bermunajat kepada Allah memohon ampunan dan memohon agar Allah menganugrahi keistikamahan dalam berqanah.

Allahu A'lam