Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup itu Belajar

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 11 Rabiul Akhir 1443

Hidup itu Belajar
Saudaraku, bila belajar dimaknai sebagai perubahan perilaku, maka sejatinya belajar merupakan di antara makna hidup. Jadi hidup adalah perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Inilah yang menjadi latar mengapa tema muhasabah hari ini diberi judul hidup itu belajar. Apalagi bila kita hubungkan bahwa perubahan dari satu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik merupakan keniscayaan kehidupan. Berarti hidup adalah belajar, dan belajar berarti hidup. Tentu, mafhum mukhalafahnya bagi sesiapa yang tidak mau belajar berarti dirinya sudah tidak hidup lagi meski masih di dunia ini.

Dalam pendidikan Islam, belajar meliputi olah pikir, olah raga, olah rasa dan olah qalbu. Belajar olah raga mewujud pada pemenuhan kebutuhan fisik dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, baik dan tidak berlebihan serta berolahraga secukupnya. Belajar olah pikir mewujud pada pemenuhan kebutuhan akal pikiran dengan membaca buku, berduskusi, meneliti dan berkontemplasi sehingga berhasil menemukan jati ditinya yang sebenarnya di sini hanya untuk (belajar) mengabdi Ilahi dan memakmurkan bumi. Belajar olah rasa mewujud pada pemenuhan kebutuhan hati yang terkait dengan hablum minannas seperti mengasah perasaan untuk lebih peka terhadap sesama sehingga lebih peduli bahwa hidup di sini meski belajar memahami dan saling berbagi. Belajar olah hati mewujud pada pemenuhan kebutuhan hati yang terkait dengan hablum minallah seperti beriman dengan benar, shalat, luasa, zakat, haji, dzikir ... dan ritual ibadah lainnya.

Konsep belajar (baca perubahan perilaku ke arah yang lebih baik) kemudian dakomodir oleh UNESCO dengan soko gurunya: learning to know (belajar olah pikir sehingga lebih taqarub ilallah), learning to do (belajar olah raga sehingga sehat bugar), learning to life together (belajar olah rasa sehingga bersikap peduli sesama) dan learning to Be (belajar olah qalbu sehingga menjadi). Dengan belajar seperti ini akan dapat melahiran generasi yang memiliki kecerdasan holistik. Memiliki kecerdasan holistik merupakan prasyarat bagi manusia untuk melahirkan sebuah peradaban. Jadi dengan belajar akan mampu melahirkan tatanan kehidupan (baca peradaban) yang berkemajuan dan gemilang.

Kecerdasan holistik menuntut belajar komprehensif dan simultan dengan belajar istikamah, belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know), belajar agar dapat melakukan aktivitas tertentu (learning to do), belajar agar bisa hidup bersama di manapun berada (learning to life together), dan belajar agar MENJADI diri sendiri yang berakhlaq al-karimah (learning to Be). 

Langkah konkret belajar dini hari ini, mari segera bangun tidur untuk menjemput karuniaNya, guna menyucikan hati kita, mengasah akal budi kita, menyehatkan fisik kita. Pastikan segera ambil air sembahyang; mengenakan pakaian indah yang kita miliki untuk sowan pada Allah melalui shalat malam, dzikir, tilawah Qur'an,  bermunajat kepada Allah memohon ampunan dan berharap agar Allah memberi hidayah dan kekuatan kepada kita sehingga dapat terus belajar mensyukuri segala karunia Ilahi dalam kehidupan ini.

Aamiin ya Rabb