Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup itu Bergerak


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 8 Rabiul Akhir 1443

Hidup itu Bergerak
Saudaraku, di antara lagu dolanan anak-anak Jawa adalah sluku-sluku bathok yang konon digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk berdakwah. Syairnya begini. Sluku-sluku bathok, Bathoke ela-elo. Si Rama menyang Solo. Oleh-olehe payung mutha. Mak jenthit lolo lobah. Wong mati ora obah. Nek obah medeni bocah. Nek urip goleka dhuwit. (Ayun-ayun kepala’‘ Kepalanya geleng geleng  ‘Si bapak pergi ke Solo’‘, Oleh-olehnya payung mutha’‘ Secara tiba-tiba begerak,Orang mati tidak bergerak’‘kalau bergerak menakuti orang’ ‘Kalau hidup carilah uang’).

Di antara makna yang relatif dekat dengan judul muhasabah hari ini adalah pernyataan dalam syair di atas bahwa wong mati ora obah. Nek obah medeni bocah. Nek urip goleka dhuwit. (Orang mati tidak bergerak ’Kalau bergerak menakuti orang’ Kalau hidup carilah uang’). Apa artinya? Ya di antaranya dipahami bahwa orang mati itu tidak bergerak. Sebaliknya tanda hidup itu bergerak.

Nah, bergerak seperti apa dan ke mana? Ya, bergerak yang bermakna teleologis dan menuju ke satu tujuan, yaitu Allah. Inilah makna hidup. Mafhum mukhalafahnya orang-orang yang tidak bergerak menuju Tuhan (dalam bahasa Islam tidak taqarub ilallah) maka sejatinya sudah tidak hidup lagi meski masih di dunia ini.

Sgar benar-benar hidup, maka Islsm menuntun umatnya untuk yaqarub ilallah, mendekat dan menyatu dengan (keridhaan) Allah. Inilah konsep teleleogis hamba atas Rabbnya, meskipun saat bergerak itu sendiri menunjukkan kedinamisan, trtapi harus tetap saja berpulang ke haribaanNya. Dengan demikian seluruh gerak dan aktivitas yang dilakukan idealnya atas niat dan tujuan mencari keridhaanNya. Apalagi gerak juga menyiratkan aktivitas yang terus menerus dilakukan selama hayatnya.

Kebenaran jalan yang ditempuh dan keistiqamahannya dalam bergerak mengarungi kehiduoan di dunia ini, di antaranya dapat ditunjukkan pada beberapa hal. Pertama, fokus yaitu mengorientasikan hidup pada Allah. Hal ini jelas bahwa seluruh niat dan aktivitas keseharian kita mesti dalam rangka meraih keridhaan Allah.  Oleh karenanya kehidupan kita di bumi ini, ke manapun dan sejauh apapun melangkah menjalani hidup di dunia ini, idealnya harus senantiasa berorientasi pada satu tujuan yaitu menggapai ridha Ilahi. Dan ysng ada di hati kita hanya Yang Maha Satu yaitu Allah Rabbuna sebagai orientasi hidup dan kehidupan insani.

Kedua, seluruh ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dzikir merupakan maqam bahkan harus ekstra karena harus dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri pada Allah (taqarrub ilallah) atau menyatukan diri padaNya.  Inilah sejatinya proses sekaligus capaian kesadaran insani terhadap eksistensinya di muka bumi ini.

Dengan demikian kesejatian hidup adalah senantiasa bergerak berputar berusaha dan fokus berorientasi pada satu arah dan satu tujuan, menggapai ridha Ilahi. Tuntutan untuk menjalani hidup dan kehidupan di muka bumi ini selalu fokus menjadi tuntunan kesuksesan sehingga berhasil mengukuhkannya sebagai tatanan kumuliaan. Inilah tuntutan yang menjadi tuntunan agar tercipta tatanan.
Gagal fokus hanya akan mempersulit diri sendiri dalam menjalani hidup dalam kehidupan ini. Karena hati menjadi bercabang, dan gerak atau usaha menjadi tidak menentu, dan hasilnyapun tidak maksimal seperti yang diharapkan.

Tuntutan untuk menjalani kehidupan di muka bumi ini dengan memiliki orientasi hidup yaitu Allah menjadi tuntunan kesuksesan sehingga berhasil mengukuhkannya sebagai tatanan kemuliaan. Maka orientasi hidup pada harta, tahta, keluarga saja jusyru hanya akan membebani hati, pikiran dan usaha meraih dan mempertahankannya. Tetapi bila harta, tahta, dan keluarga diperlakukan sebagai amanah, dan orientasi hidup tetap Allah, maka manusia akan menperoleh keberkahan melalui harta, tahta dan keluarga.

Tuntutan untuk ikhtiar di muka bumi ini merupakan tuntunan kesuksesan sehingga berhasil ketika mengukuhkannya akan melahirkan tatanan kemuliaan. Di sinilah makanya, ikhtiar akan selalu bersinergi dengan capaian kebahagiaannya. 

Inilah mengapa ibadsh seperti shalat dzikir dan seterusnya sebagai aktivitas kebaikan yang harus dilakukan berulang-ulang sehingga akan melahirkan kebiasaan, yang dalam bahasa agama disebut akhlaqul karimah. Karena yang diulang itu adalah kebaikan dan kebaikan itu sebagai energi positif, maka akan mendorong untuk terus mengulanginya sehingga kebahagiaannyapun lebih sempurna. Dan apapun aktivitas yang dilakukan oleh manusia, pasti atas perkenan Allah ta'ala, tetapi kita hanya beramal shalih saja untuk memperoleh keridhaanNya.

Langkah konkretnya sebagai tanda hidup sekarang mari segera bangun tidur untuk menjemput karunia Allah ta'ala. Pastikan segera ambil air sembahyang; shalat malam, dzikir, tilawah Qur'an,  bermunajat kepada Allah memohon ampunan dan berharap agar Allah memberi hidayah dan kekuatan kepada kita untuk terus dapat bergerak bertaqarub ilallah. Aamiin