Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup itu Berharga


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 17 Rabiul Akhir 1443

Hidup itu Berharga
Saudaraku, di samping haq atau benar nyata sebagaimana  tengah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu, hidup juga amat sangat berharga. Saking berharganya, ketika keberadaan dan keberlanjutannya terganggu seperti sakit yang bisa merampas hidupnya, maka lazimnya dilakukan ikhtiar maksimal seperti pergi berobat mencari dokter atau tabib, memburu obat ke ujung dunia sekalipun dan membelinya dengan semua kekayaannya sekalipun. 

Lihatlah apa yang dilakukan oleh setiap orang untuk "mempertahankan agar dirinya dan atau keluarganya tetap bisa hidup"?. Ruang perawatan bahkan mesti menunggu waiting list, rumah sakit membludak, dokter-dokter praktik hingga larut malam sudah cukup menggambarkan betapa antusiasme kepedulian masyarakat akan keberlanjutan hidupnya. Begitu juga dalam memburu obat yang sangat mahal sekalipun tetap akan diusahakannya.

Begitu juga ketika hidup direcoki oleh penjahat kemanusian yang bisa-bisa merampas jati diri hidupnya, maka akan dilakukan ikhtiar maksimal seperti membuat pagar sosial, menyewa algojo, ikut asuransi jiwa, membayar pengacara dan aneka upaya proteksi hidup lainnya.

Semua itu menunjukkan bahwa hidup itu sangat berharga. Oleh karena itu Islam melarang sangat keras perbuatan yang mengakibatkan bunuh diri maupun bunuh orang lain. Allah berfirman yang artinya Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, karena sesungguhnya Allah sangat penyayang kepada kalian." (QS an-Nisaa' 29).  Dan di ayat lainnya ...barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi." (Qs. Al-Maidah 32)

Begitulah berharganya hidup dan kehidupan seorang manusia. Islam menyatakan setiap diri sama dengan manusia seluruhnya. Mengapa? Ya, meskipun seorang saja, ianya ya tetap manusia yang harus benar-benar dimanusiakan. Apalagi yang memberi hidup itu ya hanya Allah, maka yang berhak mengakhirinya ya hanya Allah ta'ala saja. Jadi merampas hak hidup seorang saja, maka sejatinyaa ia telah merampas nilai-,nilai kemanusiaan seluruhnya.

Bila keberadaan hidup seseorang sedemikian tinggi, maka apatah lagi secara subtantif dapat memaknai hidup sesuai dengan tuntunan Ilahi seperti yang sudah diingatkan dalam serangkaian muhasabah selama bulan ini. 

Meski demikian realitasnya ternyata masih saja ada orang yang hidupnya dijual dan terbeli atau tergadaikan untuk selsin Allah, yakni untuk harta, tahta, wanita/pria atau keluarganya semata. Hal ini terindikasi dalam keseharian hidupnya yang berorientasi bahkan larut tenggelam dalam mengejar dan mempertahankan harta, tahta, wanita/pria atau keluarga semata. Dari bangun tidur hingga tidur lagi hanya untuk harta, tahta, wanita/pria atau keluarga semata. Dari melek di pagi hari sampai memejamkan mata di malam hari hanya demi harta. Dari sejak rapat yang satu hingga rapat berikutnya hanya untuk mengejar atau mempertahankan tahta. 

Sungguh kasihan mereka yang hidupnya dijual, terjual atau tergadai untuk hal-hal yang tidak subtantif karena pasti ditinggalkannya suatu saat atau bahkan ianya meninggalkan dirinya. Nah, hidupnya menjadi murah bukan? hanya seharga harta, tahta, wanita/pria yang pasti akan ditinggalkannya atau meninggalkannya.

Nah, agar hidup semakin berharga, maka kita mesti memahami makna hidup. Di antaranya hidup itu harus lillah (muhasabah ke-1), mengabdi (muhasabah ke-2), memeneg bumi (muhasabah ke-3), lulus ujian (muhasabah ke-4), perjuangan (muhasabah ke-5),  murup (muhasabah ke-6), memilih takwa (muhasabah ke-7),  bergerak ke arah yang benar (muhasabah ke-8), dinamis (muhasabah ke-9), indah (muhasabah ke-10), belajar lebih baik (muhasabah ke-11),  bersyukur (muhasabah ke-12), memberi (muhasabah ke-13), fokus meraih ridha Allah (muhasabah ke-14), dan mempertahankan keseimbangan (muhasabah ke-15).

Secara umum dmaspat dikatakan bahwa hidup berharga dengan bertakwa. Allah berfirman yang artinya Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Qs. Al-Hujurat 13,)

Maha benar Allah atas segala firmanNya