Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup itu Energi


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 20 Rabiul Akhir 1443

Hidup itu Energi
Saudaraku, kemauan dan ikhtiar yang dibarengi dengan doa menjadi lebih baik, lebih sukes dan lebih bahagia sebagaimana telah diingatkan dalam muhasabah yang baru lalu sejatinya juga merupakan energi positif. Energi positif, yakni daya atau kekuatan anugrah Allah yang bisa mengkodisikan dirin untuk bersedia memperbaiki, membangun, memperindah, memotivasi, menyemangati  melakukan kebaikan demi kebaikan dalam rangka merealisasikan cita cintanya. Inilah sejatinya hidup. Oleh karena itu ijinkan hal ini yang menjadi latar muhasabah hari ini sehingga dikemas di bawah judul hidup itu energi positif)

Dalam praktiknya, energi positif dapat dibangun secara internal dan dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti melalui pengkodisian, pendidikan dan pembiasaan.  Khusus secara internal, semestinya energi positif dapat terus memengaruhi setiap diri kita untuk mengusahakan (baca menjemput karunia Allah berupa) kebahagian demi kebahagiaan berikutnya. Allah menuntun kita faidza faraghta fanshab wa ila Rabbika farghab, setelah memperoleh rasa bahagia yang satu semestinya berusaha terus meraih rasa  bahagia berikutnya hingga suatu saat nanti kebahagiaannya disempurnakan oleh Allah ta'ala.

Untuk membangun energi positif atas apapun kondisi, bakat, potensi, dan kemampuan internal yang kita miliki merupakan keniscayaan lahirnya kebahagiaan. Ikhtiar maksimal dalam memelahirkan energi positif memformula menjadi amat populis, yaitu E=m.c2. Ya tuan puan semua benar, ini adalah rumus relatifitas Einstein. Lalu bagaimana kita memahaminya?

Dalam formula tersebut, E dipahami sama dengan energi. Dalam hal ini, energi (positif) bisa mengakomodir keserasian, keharmonisan, kekuatan, kedigjayaan, kejayaan, kebahagiaan, ketenangan, kemakmuran, kesejahteraan, kesuksesan, keberhasilan, dan keberuntungan yang semua ini bisa menjadi sangat dahsyat ledakan dan pengaruhnya.

Nah bagaimana melahirkan atau merealisasikan semua ledakan kesuksesan atau ledakan kebahagiaan tersebut? Yaitu dengan mensyukuri apapun kondisi internal (bakat, potensi internal, modal, kemampuan) dan sekecil apapun itu sebagai m dengan melesatkannya (terus menerus melatih, selalu mencoba, terus menerus berusaha maksimal sembari berdoa) sehingga akselerasasinya secepat cahaya yang dikuadratkan. Di antara potensi yang semestinya kita syukuri Allah berfirman yang attinya Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Qs. Al-Nahlu 78)

Dalam normativitas Islam semua manusia telah dianugrahi potensi internal dan dimodali dengan panca indera, akal dan hati, maka manusia berkewajiban mensyukurinya dengan mengasuh, mengasah, dan mengasihi agar memperoleh kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Mensyukurinya drngan percepatan cahaya yang dikuadratkan.

Inilah sebabnya mengapa atom yang sangat kecil ketika dilesatkan dengan sangat cepat secepat cahaya yang dikuadratkan dapat melahirkan ledakan dahsyat seperti yang telah meluluhtakkan kota Nagasaki dan Hiroshima di Jepang 6 Agustus 1945.

Nah, saudaraku, saya anda dan kita semua juga dapat melahirkan kedakan dahsyat (baca kesuksesan dalam studi, keberkahan saat mengemban amanah, keberhasilan ketika berbisnis, keberuntungan berdagang, kesuksesan bekerja, kehebatan menjadi pekerja/petani/pelaut/pejabat negara/pendidik/penegak hukum/aparat keamanan, dll) dalam hidup dan kehidupan kita. Kuncinya mensyukuri kondisi dan bakat apapun yang ada meskipun kecil, memberdayakannya, melesatkannya dengan kecepatan cahaya yang dikuadratkan.

Pebisnis yang sukses hanya ada pada pribadi-pribadi yang bersyukur, dengan terus menerus mencoba dan berusaha mengembangkan bisnisnya dengan membuka peluang demi peluang, latihan demi latihan, relasi demi relasi, kerjasama demi kerjasama, sampai meraih energi yang terbaik dalam hidup dan kehidupannya. Allah berfirman seperti yang telah disinggung di awsl tulisan ini. maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Qs. Al-Insyirah 7)

Seorang pendidik (dosen, guru, tutor, WI, trainer) yang hebat, hanya ada pada pribadi-pribadi yang bersyukur, menggali potensi diri meskipun kecil, lalu mengasah mengasihi dan mengasuhnya melalui belajar, pelatihan, studi lanjut dengan percepatan maksimal sembari terus berdoa dan tanpa henti sampai merasakan kebahagiaannya. Demikian juga karyawan. Karyawan teladan hanya ada pada pribadi-pribadi yang bersyukur, beramal sesuai tupoksi, istikamah dan bersemangat sampai merasakan energi kepuasan demi energi kepuasan saat bekerja.

Oleh karena itu sudah seharusnya kita mengembangkan akhlak mensyukuri energi positif, kekuatan yang melahirkan rasa bahagia. Kita meyakini sepenuh hati bahwa janji Allah adalah benar. Maka bagi orang yang selalu melahirkan energi positif akan merasakan kebahagiaan yang terus bertambah-tambah. Mensyukuri energi positif dengan memperbanyak ucapan alhamdulillahi rabbil 'alamiin, sehingga Allah akan menambahi karunia lainnya atas hamba-hambaNya. Mensyukuri energi positif dengan perilaku nyata. Pertama sekali melakukan instrospeksi dan muhasabah; potensi atau bakat atau kesukaan beramal apa yang ada pada diri sendiri. Setelah itu dilakukan upaya pemberdayaannya semaksimal doa dan usaha melalui mengasah, mengasihi dan mengasuhnya sembari berdoa terus menerus dengan menangkap peluang di depan mata. Dan mensyukuri setiap rasa bahagia yang ditimbulkannya. Demikian terus diulang dan diulang secara intensif sehingga ledakan kebahagiaan menjadi nyata.

Langkah konkretnya mari segera bangun tidur untuk menjemput karuniaNya, guna menyucikan hati kita, mengasah akal budi kita, menyehatkan fisik kita. Pastikan segera ambil air sembahyang; mengenakan pakaian indah yang kita miliki untuk sowan pada Allah melalui shalat malam, dzikir, tilawah Qur'an,  bermunajat kepada Allah memohon ampunan dan berharap agar Allah memberi hidayah dan kekuatan kepada kita sehingga selama hidup di dunia ini dapat terus melahirkan energi positif meraih bahagia 

Aamiin ya Rabb.