Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup itu Kurikulum

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 23 Rabiul Akhir 1443

Hidup itu Kurikulum
Saudaraku, di samping sebagai jawaban atas teka-teki yang penuh misteri sebagaimana telah diingatkan dalam musadabah yang baru lalu, hidup sejatinya merupakan rangkaian ikhtiar yang terencana dan terorganisir dengan baik oleh masing-masing diri kita untuk menciptakan suatu pengamalan dan pengalaman belajar di bawah ridha Allah guna merah kebahagiaan. Dari statemen ini, tuan puan bisa langsung menebak bahwa hidup itu sejatinya ya kurikulum. Inilah sebabnya muhasabah hari ini loen tuan sajikan di bawah judul hidup itu kurikulum. Dan mestinya kurikulum itu diberikan agar bisa hidup, curriculum for life.

Coba bayangkan, di institusi pendidikan apapun, di manapun dan yang diinisiasi lalu dikelola oleh siapapun (informal, nonformal dan formal), dipastikan kurikulumnya tidak lain dan tidak bukan ya hidup dan kehidupan itu sendiri. Hanya saja, karena ruang lingkup hidup dan kehudupan lsangat-sangat luas, maka sebuah institusi pendidikan (baca program studi) hanya bisa memfokuskan pada beberapa rumpun ilmu atau salah satu sisi hidup dan kehidupan di alam ini, baik kehidupan alam manusia, alam binatang/hewan, alam tetumbuhan, maupun alam materiil seperti bebatuan, mineral, air, gas dan lain sebagainya. Tetapi tetap saja hidup dan kehidupan itulah yang menjadi kurikulumnya.

Apalagi di era kontemporer sekarang ini, belajar dan pembelajaran kontekstual dengan cara menghadirkan praktik pengalaman hidup dan kehidupan hari-hari peserta didik ke dalam kelas pendidikan menjadi di antara alternatif pembelajaran yang sangat diapresiasi. Di samping itu kini sedang sangat maraknya digalakkan praktik apa yang Mas Menteri Nadiem Makarim usung, yakni Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) dimana civitas akademika lebih merdeka menentukan keprofesionalan dan life skilnya. Di antaranya peserta didik (dalam ini mahasiswa) dapat mengambil 20 sks MK di prodi lain dalam PTnya sendiri, 20 sks MK di prodi PT lain bahkan ssmpai luar negeri dan 20 sks di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang berkembang di kehidupan masyarakat sekitarnya 

Mengapa kebijakan seperti ini ditempuh? Ya itu tadi, idealnya kurikulum itu ya untuk bisa hidup secara bermartabat. Lagi-lagi ini merupakan reafirmasi bahwa hidup itu harus menjadi kurikulum setiap institusi pendidikan dan sebaliknya kurikulum sengaja dirancang dan dikembangkan juga untuk hidup dan kehidupan.

Perhatikanlah bagaimana konsep dan praktik-baik dalam mengasuh, membesarkan dan mendidik anak yang dilakukan oleh setiap insan dan keluarga muslim selalu dikaji dan dikembangkan oleh banyak LPTK, Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan, sehingga melahirkan para pakar pendidikan yang sangat banyak. Bukankah praktik-baik dalam mengasuh, membesarkan dan mendidik anak yang dilakukan oleh setiap insan dan keluarga muslim ini merupakan di antara sisi hidup dan kehidupan manusia yang amat signifikan? Makanya dari sini lahir institut,  fakultas, jurusan, program studi yang sangat banyak, seperti Institut Keguruan Ilmu Pendidikan, Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Prodi (PAI, PBA, PBI, PBL, PFS, PMA, PGMI, PKM, MPI, PTE, PTI, BK, PGRA, Olahraga..)

Cermatilah bagaimana konsep dan praktik-baik dalam mengenali organ tubuh manusia/hewan dan menjaga kesehatannya yang dilakukan oleh setiap insan dan keluarga muslim senantiasa dikaji dan dikembangkan oleh banyak insitusi pendidikan, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Keperawatan, Kebinanan, Gizi dan Makanan  dan seterusnya. Lembaga pendidikan ini bertanggungjawab melahirkan para pakar bidang kedokteran, kesehatan, dan pengobatan. Bukankah praktik-baik dalam mengenali organ tubuh dan menjaga kesehatannya yang dilakukan oleh setiap insan merupakan di antara sisi hidup dan kehidupan manusia yang amat penting?

Lihatlah bagaimana konsep dan praktik-baik dalam memenuhi kebutuhan hari-hari dengan jual beli, barter, dan kerjasama yang dilakukan oleh setiap insan dengan sesamanya dikaji dan dikembangkan oleh Fakuktas Ekonomi dan Bisnis (Islam). Prodi Manajemen, Prodi Akutansi dan Keuangan atau sejenisnya. Lembaga pendidikan ini bertanggungjawab melahirkan para pakar bidang ekonomi, moneter dan keuangan. Bukankah praktik-baik dalam memenuhi kebutuhan hari-hari dengan jual beli, barter, dan kerjasama yang dilakukan oleh setiap insan dengan sesamanya merupakan di antara sisi hidup dan kehidupan manusia yang amat perlu?

Renungkan bagaimana konsep dan praktik-baik dalam beragama (baca berislam) yang dilakukan oleh setiap insan keluarga muslim selalu dikaji dan dikembangkan oleh Universitas Islam, Fakuktas Agama Islam, Fakultas Ushuluddin, Fakuktas Syariah, Prodi Hukum Islam  atau sejenisnya. Lembaga pendidikan ini bertanggungjawab melahirkan para pakar bidang Islam (baca ulama,, schoolar of Religion) dan religious people. Bukankah praktik-baik dalam beragama (baca berislam) merupakan di antara sisi hidup dan kehidupan manusia yang amat mendesak untuk diwariskan oleh antar generasi?

Begitu seterusnya, maka di sesi penguatan saat selesai menempuh  studi di strata pendidikan tertentu, program doktor sekalipun lazimnya kita dinasihati bahwa belajar tidak boleh berhenti di sepanjang hayat kita, karena di samping Univeritas ini, Fakultas itu dan Prodi tertentu, masih terdapat Universitas yang maha luas atau Fakultas Hidup dan Kehidupan yang amat njlimet. Kita harus terus belajar dari hidup dan jehidupan agar bisa hidup dalam kehidupan ini secara layak dan bermartabat. Dalam kampus hidup dan kehidupan, kita juga akan diuji, bisa lulus atau mengulang atau bahkan gagal, ketika lulus lalu kitapun diwisuda sehingga merasa bahagia. 

Agar lulus, kini mari segera bangun tidur untuk menjemput karuniaNya, guna menyucikan hati kita, mengasah akal budi kita, menyehatkan fisik kita. Pastikan segera ambil air sembahyang; mengenakan pakaian indah yang kita miliki untuk "sowan" menghadap pada Allah melalui shalat malam, dzikir, tilawah Qur'an,  bermunajat kepada Allah memohon ampunan dan berharap agar Allah memberi hidayah dan kekuatan kepada kita sehingga dapat hidup secara layak bermartabat di dunia ini, dan meraih kebahagian surga nan abadi.

Aamiin ya Rabb