Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup itu Nyata


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 16 Rabiul Akhir 1443

Hidup itu Nyata
Saudaraku, meskipun kita sesekali mendengar nasihat bahwa hidup di dunia ini seperti sandiwara atau bahkan hidup itu senda gurau belaka, namun tetap saja sejatinya ia nyata. Artinya, hidup di dunia ini sekarang ini di tempat ini adalah haq, benar-benar nyata, kita alami dan kita juga merasakan pengalaman dan pengamalan yang beragam. Persoalan waktunya yang sementara ketimbang keabadian akhirat, ini sudah pasti kebenarannya dan menjadi ketentuan Ilahi Rabby yang maha kekal abadi. Ini semua tidak mengurangi ketentuanNya bahwa hidup di dunia ini nyata. Hal ini juga yang mengantarkan saya untuk membubuhkan judul muhasabah hari ini bahwa hidup itu nyata.

Mari kita berselancar melacak jejak. Sejak lahir hingga sekarang ini, kita benar-benar menjalani hidup di dunia ini. Kita benar-benar nyata hidup di abad ke-21 ini. Kita dilahirkan dan menghabiskan masa kecil di tempat terpilih, kita menempuh pendidikan di madradah/sekolah yang terpilih. Kita kuliah di perguruan tinggi pilihan. Ini semua nyata bukan mimpi. Para guru dan orang-orang di sekitar kita juga haq, benar nyata. Tempat-tempat yang kita kunjungi juga nyata dan terus ramai dikunjungi oleh antar generasi, seperti masjid, ruang-ruang perkukiahan, perpustakaan, kantor, pasar.

Semua peristiwa yang kita dalam kepengaruhannya adalah nyata terjadi, sehingga kita lazimnya merasakan senang nan bahagia, atau sesekali was-was atau khawatir atau bahkan sedih karena ujian  "penderitaan" dariNya..

Sedari dalam kandungan ibunda, kita sudah dirindunantikan oleh keluarga. Ini benar-benar nyata bukan mimpi dan bukan hayalan belaka. Setelah lahir kita juga disambut dengan syukur. Ini benar-benar nyata bukan mimpi dan juga bukan hayalan belaka. Lalu kita diasuh, dibesarkan dan dididik dengan cinta kasih secara Rabbaniy. Ini juga benar-benar nyata bukan mimpi dan bukan juga hayalan. Setelah dewasa, kitapun berumahtangga dengan jodoh pilihan dan dikaruniai anak. Ini juga benar-benar nyata bukan mimpi, bukan hayalan. Kini kita berusaha meneruskan estafet kehidupan, estafet kepemimpinan,m estafet pendidikan atas anak-anak kita sehingga bisa melestarikan dalam mewariskan surga oleh antar generasi.  Ini juga benar-benar nyata buka mimpi dan bukan hayalan belaka.

Dalam mengarungi hidup di dunia ini kita haq benar dan nyata diuji, baik dengan sehat maupun sesekali sakit, sempat maupun sempit, kaya maupun papa, bahkan hidup maupun mati.  Untuk ini, kita juga dituntun untuk bersyukur saat sehat tapi juga sabar ketika sakit, bersyukur saat kaya dan sabar sembari berikhtiar saat miskin papa. Tokh semua ini sunatullahNya yang amat rapi.

Ketika suatu saat kita wafat dan meninggalkan dunia ini menuju ke haribaan AIlahi Rabby ini juga haq, benar dan nyata bukan mimpi, bukan hayalan dan pasti terjadi. Hidup di alam barzah juga haq benar nyata. Nikmat kubur bagi orang baik juga haq nyata, siksa kubur bagi yang jahat juga haq nyata, pertanyaan munkar nakir juga haq, benar nyata, mizan juga haq benar nyata, menerima catatan amal juga haq, benar, nyata, hidup di surga yang abadi bagi orang baik juga haq benar nyata, hidup disiksa di neraka bagi yang jahat juga haq benar nyata, bertemu melihat Allah juga haq benar nyata.

Oleh karena hidup itu nyata, maka.kita mesti memiliki visi yang haq, visi yang benar. Visi hidup adalah meraih ridha Allah sehingga merasakan surga (bahagia) sejak di dunia ini maupun apalagi di akhirat nanti. Aamiin

 Allahu a'lam