Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Malu Berlaku Bodoh

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 13 Jumadil Awal 1443

Malu Berlaku Bodoh
Saudaraku, dalam menjalani hidup ini ada sifat dan sikap yang kontra produktif dengan akhlaq al-karimah yang mesti diwaspadai, syukur-syukur segera ditaubati bila masih terpapar virus ini. Di antaranya sifat dan berlaku bodoh. Ya, sifat itu ketika masih melekat di hati sedangkan sikapnya berati sudah mewujud dalam pekerti.

Merujuk pada pendapat Ibnul Qayyim al-Zawjiyah bahwa segala pujian di dalam al-Qur’an yang ditujukan kepada seorang hamba, maka itu semua berasal dari buah ilmu. Dan semua celaan di dalam al-Qur’an yang ditujukan kepada seorang hamba, maka itu semua berasal dari buah kebodohan. Maka tuntunannya jangan memeluk kebodohan. Karena kebodohan merupakan pangkal celakan dan kehinaan.

Dalam Islam untuk menyebut bodoh digunnakan al-jahlu. Al-jahlul artinya tidak tahu, sedikit pengetahuan, sedangkan keadaan yang sarat ketidaktahuan atau kebodohan, dinamai al-jahalah. Era sebelum Nabi Muhammad lahir dikenal masa jahiliyah yang dimaknai sebagai masa kebodohan karena tidak tahu Allah tuhannya, sehingga perilakunya buruk meskipun memiliki pengetahuan sekalipun. 

Agar terhindar dari kondisi bodoh dan kejahiliyahan, maka tuntunan terus belajar, mencari ilmu, mengajarkannya dan mengamalkan ilmu yang telah dimiliki menjadi sangat signifikan. Bahkan tuntutan pertama dalam Islam adalah membaca, ya membaca agar tahu tanda; membaca agar tahu ayat; membaca agar kenal dirinya; membaca agat kenal Rabbnya; membaca agar tidak bodoh.

Adalah termasuk perilaku bodoh dan pohon kebòodohan, ketika lalai akan waktu, membuang-buang kesempatan terbaiknya dan atau boros menggunakannya. Demikian juga cenderung kepada segala perbuatan dan keadaan yang dapat mengabaikan dan melalaikan peribadatan kepada Rabbnya.


Di antara tanda sikap bodoh yang bisa saja terjadi adalah ketidakmampuannya memilah memilih mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga cenderung melakukan segalanya sesuai dengan hasrat. Orang Jawa bilang sak enake udele dewe. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ra berkata orang bodoh itu bagai lalat yang tidak hinggap kecuali pada kulit yang terluka, dan dia tidak mau hinggap pada kulit yang normal. Adapun orang yang berakal, ia akan memilah-milah, ini yang baik, dan ini yang tidak baik”.

Dengan demikian pesan moralnya jangan sebodoh lalat yang hanya mencari dan hinggap pada semua yang jorok nan menjijikkan, membiarkan yang bersih lagi baik. Karenanya lalat itu pembawa virus, dan bahkan virus itu sendiri. Sebaliknya jadilah orang cerdas seperti lebah yang hanya mencari yang baik nan wangi, tak mau hinggap pada segala yang jorok. Karenanya lebah hanya menghasilkan madu yang banyak kasiatnya.

Orang bodoh itu terbatas pengetahuannya sehingga duniapun terasa sempit baginya. Parahnya sudah tidak tahu apa-apa, tetapi dirinya juga tidak menyadari ketidaktahuannya. Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu. Sehingga jangankan belajar, malah membenci orang-orang yang mau mengajari.

Orang bodoh biasanya tidak mau berbuat lebih baik, malas berkreasi dan tak bersemangat dalam bekerja dan tidak mungkin bisa bersaing di era global seperti sekarang ini. Tetapi untuk menutupi kebodohannya malah merasa sok pinter, maka banyak ngomongnya tapi ya ngalor ngidul. Nyaring sekali bunyinya, pertanda kosong tak ada isinya. Dan parahnya, sudah tidak berilmu, bicara tentang urusan umat.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar Rasulullah saw telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari dan Muslim).

Dan dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda, Akan muncul pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda (yakni sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia (yakni suka membahas masalah agama). Mereka membaca al-Qur`an, namun Al Qur’an tidak melewati kerongkongannya” (yakni salah dalam memahami al-Qur`an). (HR. Bukhari Muslim)

Orang-orang bodoh itu, “Mereka telah terlepas dari agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Makanya kata Ibnul Qayyim orang yang paling bodoh adalah orang yang mengetahui Allah itu maha pengampun, lalu menjadikan alasan perkara itu untuk terus berbuat dosa. 

Semoga kita terhindar dari sifat dan sikap bodoh. Aamiin.