Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Malu Berlaku Dzalim

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 12 Jumadil Awal 1443

Malu Berlaku Dzalim
Saudaraku, dalam menjalani hidup ini ada sifat dan sikap yang kontra produktif dengan akhlaq al-karimah yang mesti diwaspadai, syukur-syukur segera ditaubati bila masih terpapar virus ini. Di antaranya sifat dan sikap dzalim. Ya, sifat itu ketika masih melekat di hati sedangkan sikapnya berati sudah mewujud dalam pekerti.

Secara populis dzalim - kedzaliman dipahami sebagai perbuatan menganiaya diri atau lainnya dengan melakukan/meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya sehingga merugikan. Bila relasi manusia terdapat empat arah, yaitu relasi terhadap diri sendiri, lingkungan sekitar, sesama manusia dan terhadap Allah, maka kedzaliman juga bisa terjadi pada keempat arah ini yang kesemua bentuk kedzalimannya wajib dijauhi.

Pertama dzalim terhadap diri sendiri.
Adalah termasuk mendzalimi diri sendiri ketika melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri, baik itu merusak, menyakiti, menyiksa diri, maupun menelantarkan potensi yang dimiliki. Di antara perbuatan yang mendzalimi diri sendiri di antaranya meminta atau membuat tatto di anggota badan, mencakar-cakar muka, melakukan aksi tidak makan minum berkepanjangan atau sebaliknya melakukan aksi makan minum besar-besaran sehingga israf, membiarkan talenta terpendam tak diasah tak diasuh tak diurus dan tak diberdayakan.

Kedua, dzalim terhadap alam sekitar. Demikian juga terhadap alam sekitar kedzaliman sering terjadi, seperti mengeksploitasi sda sehingga dihabiskan sekarang tidak ada yang diwarisksn ke generasi berikutnya misalnya membabat hutan seenaknya tanpa reboisasi mengirinya, mencari ikan dengan menebar racun, mengurung satwa atsu aneka burung tanpa memberinya makan. Juga perbuatan menelantarkan lahan sehingga lahannya tidur berkepanjangan, merusak tanpa membangun kembali, menguras tidak mengurus potensi alam semesta dst. Tentu, juga termasuk mengeksploitas safwa demi kesenangan mereka.

Ketiga, dzalim terhadap sesama manusia. Mempersulit urusan orang lain, menahan-nahan dan menghalangi kesempatan orang lain untuk lebih maju atau berkarir, menjadikan sesamanya sebagai kambing hitam sehingga dirinya terlepas dari konsekuensi hukum, mencari-cari kesalahan orang lain lalu dibumbui dibesar-besarkannya, dan perbuatan suka sekali menyalahkan orang lain.

Keempat, Dzalim terhadap Allah. Adapun kedzaliman terhadap Allah seperti berbuat syirik dan menabrak-nabrak aturanNya. Memang tidak menyembah berhala, tetapi menuhankan dunia (harta, tahta dan wanita/pria); memang mengabdi pada Ilahi tetapi pergi dukun dan lebih menpercayainya, memang tidak menyembah kayu dan batu, tetapi masih saja berat untuk mensyukuri nikmatNya.

Rasulullah saw bersabda, kezaliman itu ada tiga macam: Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, dan kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah. 

Peryama, kedzaliman yang tidak diampunkan Allah adalah syirik, firman Allah Taala: “Sesunggahnya syirik itu kezaliman yang amat besar!”, 

Kedua, kedzaliman yang dapat diampuni oleh Allah adalah kedzaliman seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah, seperti belum masuk Islam juga, malah murtad, shalatnya masih sporadis sehibgga jelas bolong-bolongnya,  tidak menunaikan puasa Ramadhan apalagi yang sunat, tidak membayar zakat padahal kaya, tidak juga mendaftar haji padahal mobilnya gonta ganti.

Dan ketiga kedzaliman yang tidak dibiarkan Allah adalah kedzaliman hamba-hamba-Nya di antara sesama mereka, karena pasti dituntut kelak oleh mereka yang dizalimi. Allahu a'lam