Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menghidupkan Sekolah Yang Sekarat: Hidup Segan Mati Tak Mau

Penulis : Rizki Dasilva S.Pd.I MA (Kepala SDIT Muhammadiyah Bireuen- Aceh)

Sekolah adalah tempat utama menumbuh kembangkan anak. Untuk memajukan sekolah adalah bukan perkara yang mudah. Setiap sekolah mengalami problem yang berbeda-beda.

Secara teori syarat memajukan sekolah adalah memiliki guru yang berkualitas. Guru terbaik diantara yang baik. Guru yang memilki karakter moral yang baik dan guru pembelajar maknanya guru yang menguasai bahan ajar dan terus mengambangkan dirinya. 

Kemudian adanya peserta didik yang berdedikasi tinggi sehingga tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan memiliki lulusan yang memuaskan seluruh stakeholder. Tentunya juga memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

Semalam, Ada Beberapa Masalah yang dihadapi Banyak sekolah Muhammadiyah dan sekolah swasta lain. Alhamdulillah saya sempat sampaikan didepan pak DR Tasmin Hamami(Anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan Perancang Buku Al-Ismuba) Pengalaman saya selama diamanahkan menjadi Kepala Sekolah SD IT Muhammadiyah Bireuen.

Pertama : Sekolah Tidak Gratis.

Banyak sekolah swasta tidak mampu membiayai operasional sekolah dan gaji guru. Sehingga semakin lama sekolahnya bisa wafat alias mati di tengah jalan. Karena sekolah swasta tidak bisa berkembang hanya mengandalkan dana bos. Karena dana bos yang terbatas juga diatur oleh pemerintah penggunaannya. Maka sekolah yang berkualitas dan melayani seluruh kebutuhan masyarakat dan peserta didik harus percaya diri berkerjasama dengan wali murid untuk menyumbangkan iuran wajib SPP. Hal ini juga sebagai tanggung jawab dan komitmen orangtua siswa untuk bekerja sama memajukan sekolah.

Kedua : Sekolah harus memiliki Program

Unggulan

Sekolah benar-benar serius berjuang untuk mengunggulkan satu atau dua program unggulan. Yang diharapkan oleh banyak masyarakat. Contohnya Program Tahfiz Alquran. Banyak era ini cukup banyak orangtua menginginkan anaknya menghafal Alquran. Minimal Sekolah mampu meluluskan 1 juz selama 6 tahun. Atau program unggulan lain seperti Sains, Beladiri, olahraga, kesenian, robotik, teknologi dan lain lain.

Ketiga : Sekolah Muhammadiyah dan swasta Lainnya murni tanpa PNS

Dalam hal ini bukan meremehkan Guru PNS, bahkan banyak guru Muhammadiyah, guru swasta atau non PNS harus belajar dengan Guru PNS yang punya kapasitas. Kita bisa belajar tanpa harus satu lembaga pendidikan. Seperti Sekolah Muhammadiyah mempunyai target tinggi kelulusan minimal. Loyalitas kerja yang super. Mampu menguasai teknologi, Bahkan siap pembelajaran full day sampai sore sampai siap menginap disekolah. Dibutuhkan guru muda yang masih fisik yang optimal, tidak pesakitan dan mampu mengembangkan amanah sebagai guru pembelajar. Maka maaf saya sangat setuju bila guru PNS lebih baik mengajar disekolah negeri.


Keempat : Sekolah Dipimpin oleh Kepala sekolah yang Aktif dan Seorang Penggerak Literasi.

Di zaman ini kepala sekolah dituntut mampu dan paham Ilmu Kepemimpinan, Kepala sekolah yang tidak hanya pintar mengeluh. Harus jadi seorang pemikir, mampu menulis buku sebagai wujud dakwah literasi. Memimpin dengan hati tidak ada yang terzalimi. Kepala Sekolah mampu menerapkan MBS (Managemen Berbasis Sekolah). Semua Mesin Disekolah mampu digerakkan dengan baik. 8 Standar mampu di jalankan semestinya. Sehingga Sekolah mampu bergerak cepat menghadapi tantangan zaman Globalisasi.

Masih Banyak hal lain lagi yang bisa memajukan sekolah. Dunia Pendidikan terus berkembang. Kepala sekolah dan guru terus belajar mengembangkan dirinya. Guru sedang menyiapkan generasi emas dengan pendidikan yang cerdas dan berkarakter. Generasi yang hidup pada abad selanjutnya. Ali Bin Abi Thalib Berpesan "Ajarkan anakmu sesuai dengan zamannya, Mereka tidak hidup pada Zamanmu"