Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ke Jepang Hanya Ingin Belajar Cara Siswa Buang Sampah, Saya Telah Gagal Selama Ini!

Saya ke Jepang Hanya Ingin Belajar Membuang Sampah!
Banyak chat saya bertanya ustaz rizki ngapain ke jepang? Liburan? Foya-foya abiskan uang? Jalan-jalan? NO...tidak kawan! Ada juga yang bertanya ustaz rizki ke jepang pakai dana dari mana? Saya kaget mendengar pertanyaan itu. Karena itu sangat privasi. Saya nabung selama bertahun-tahun untuk ke jepang. 

Niat saya tulus ingin memajukan SDIT Muhammadiyah Bireuen Aceh. Ya bonusnya melihat beberapa Icon negara jepang. Seperti taman Sakura, gunung Fuji dan naik Kereta Shinkansen dan lain sebagainya. Ya itu bonus.

Semua sangkaan negatif di atas salah! Awalnya suatu hari saya terkesima menonton satu video tentang orang jepang membersihkan sampah di piala dunia qatar. Saya tertegun dan sangat terkesan. Dalam hati "Ya Allah kiremkan saya ke negeri sakura itu".

Alhamdulillah tiba-tiba ada teman telpon saya namanya Ust Anis(mahasiswa lulusan tunisia pimpinan Andalusia tour "Ustaz Rizki Ini Kesempatan ke Jepang Bareng Saya, Tiket Murah Bebas Visa, saya bantu urus semua, saya lagi ada tugas disana. Tapi harus cepat booking!" Wah langsung saya transfer, Mumpung lagi murahkan". Nanti saya berharap saya bisa datang kebeberapa sekolah.

Alhamdulillah akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di tanah jepang 26 April 2023. Saya meminta untuk melihat, belajar dan magang disekolah jepang bagaimana siswa di jepang membuang sampah. Hanya itu niat saya. Mungkin bagi sebagian orang hal itu sangat sederhana. Tapi bagi saya itu cukup penting. Sebagai kepala sekolah, jujur saya masih gagal mengelola sampah disekolah. Saya malu sebagai muslim. 

Saya juga meminta kawan-kawan muhammadiyah di jepang untuk berdiskusi, pak Firdaus seperti apa anak-anak mereka sekolah dijepang. Saya kaget saat mendengar ada satu pulau buatan di jepang odaiba yang konon pulau itu dibuat dari tumpukan sampah menjadi kota besar nan megah sepeti kota new york.

Saya belajar, melihat pelajar-pelajar di tokyo, pergi pulang, pulang pergi naik JR PAS atau Kereta Listrik kalau di kita namanya MRT, sampai masuk ke perkampungan jepang gunung fuji, Kyoto dan osaka, hanya melihat bagaimana mereka buang sampah.

Saya menemukan jawabannya dan InsyaAllah akan saya terapkan pelan-pelan dan semampu saya di sekolah. Selama ini setengah mati saya kutip sampah sendiri disekolah. Ini soal nilai dan pendidikan sejak dini, bukan tentang banyaknya tong sampah yg tersedia. Justru di jepang tong sampah sangat sedikit.

Gotong royong bersama guru dan siswa yang tak berkesudahan. Pusing mikirin sampah dimana-mana. Siswa setelah makan nasinya berserakan. Tong sampah yang tak pernah cukup. Sudah 7 hari saya dijepang saya sudah mulai paham sebagian rahasia mereka. Orang-orang jepang sangat bersih dan rapi. Makanya saya sebut "Orang jepang sangat Islami secara muamalah". Begitu maksud saya.
Rahasia pertama : Siswa dijepang diwajibkan pelajaran "Lingkungan Hidup". Iya mereka diajarkan bagaimana peduli lingkungan. Pertama masuk sekolah. Setiap siswa baru wajib menanam satu pohon. MasyaAllah dan tentu mereka menjaga sendiri pohon tersebut.


Rahasia kedua : Mereka Membersihkan sendiri kelasnya. Siswa bersama-sama mencuci piring dan bekas makan siangnya dibuang tempatnya. Sekolah menfalitasi sabun cuci piring dan guru siap mengajarkan dan mendampingi. Tidak ada cleaning service di sekolah.


Rahasia ketiga : .... nanti kita ceritakan lagi ya kalau jumpa.... yuk kita belajar tanpa henti... pastinya saya menemukan banyak jawaban yang sangat solutif terutama buat sekolah saya mimpin saat ini.

Penulis : Rizki Dasilva (Kepala SDIT Muhammadiyah Bireuen Aceh)