Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Filosofi Logo MUSYDA Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Bireuen ke-5

Filosofi Logo MUSYDA Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Bireuen ke-5


Dua logo MUSYDA Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ini menyimpan arti, sekaligus harapan dan doa. Logo menyerupai angka Lima, sebagai gambaran pelaksanaan MUSYDA ke-5 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kabupaten Bireuen. Selain itu, angka Lima memiliki makna rukun Islam. Sementara itu, gambar yang menyerupai Tugu mewakili Ikon Kabupaten Bireuen yaitu Tugu Bungong Jeumpa yang berdiri kokoh di tengah-tengah Kota Bireuen. Apalagi, Tugu dikenal dengan pohonnya yang tinggi, menggambarkan bahwa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memiliki idealisme dan cita-cita yang tinggi dalam membangun peradaban ummat dan bangsa.

Pada logo MUSYDA ‘Aisyiyah Kabupaten Bireuen terdapat helaian daun menggambarkan bahwa daun mengajarkan kemandirian, daun dapat memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis melalui sang surya. Daun dapat mengerjakan sendiri semua yang dibutuhkannya tanpa bantuan orang lain. “Aisyiyah” sebagai organisasi perempuan yang besar memiliki kekuatan kemandirian dengan gerakan-gerakan pencerahannya.Warna hijau dan kekuningan pada logo MUSYDA Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kabupaten Bireuen menggambarkan, Warna hijau melambangkan kemandirian. Selain itu warna hijau juga memiliki makna kemuliaan dan keindahan serta kesejukan.

Muhammadiyah memiliki semangat pergerakan dengan konsep umat tengahan atau ummatan wasathan. Dalam berbagai persoalan ummat dan kebangsaan, Muhammadiyah selalu berusaha hadir secara proporsional dan solusi yang menyejukkan untuk semua pihak. Warna kuning melambangkan optimis, ceria, dan menyenangkan. Warna kuning juga melambangkan sifat suka menolong, sebagaimana teologi al-Maun yang menjadi spirit gerakan Muhammadiyah dalam kemanusiaan.

Selain itu kuning juga identik dengan cahaya atau cerah. Muhammadiyah saat ini dikenal dengan gerakan pencerahannya, gerakan pencerahan sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammadiyah mengandung empat kata kunci, yakni transformatif, membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat. Gerakan pencerahan yang dilakukan harus mewujud ke dalam seluruh bidang dan lapangan usaha Muhammadiyah.