Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesan The Real Team Pada Kisah Rasulullah SAW

Pesan The Real Team Pada Kisah Rasulullah SAW



Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 19 Muharam 1443

Pesan the Real Team
Saudaraku, hijrahnya Nabi Muhammad saw dan para sahabat mulia dari Makkah ke Madinah menjadi sangat fenomenal dan briliant. Secara internal ternyata luar biasa persiapannya, pelaksanaannya dan luar biasa capaian hasilnya. Secara eksternal juga luar biasa mencekam ancaman keamanan atas diri Nabi dari orang-orang kafir quraisy.

Pertama, Tahap Perencanaan. Pada tahap perencanaan ini, setelah menerima titah Allah, maka secara manusiawi Nabi Muhammad saw kemudian menyusun rencana dan mengurus segala sesuatunya dengan seksama dan matang. Nabi menyelesaikan segala sesuatu yang terkait muamalah duniawiyah seperti mengembalikan barang atau uang yang dititipkan kepadanya selama ini kepada para empunya, Nabi telah mempersiapkan unta pilihan sebagai alat transportasi yang akan mengantarkannya hingga Madinah. Malah sedianya unta itu akan dihadiahkan oleh pemiliknya karena untuk membantu perjuangan Nabi, tetapi Nabi menolak dan membayarnya dengan harga yang pantas. Nabi ingin mengajarkan kepada sang pemilik unta (yaitu sahabat setianya Abubakar Siddiq) dan umatnya bahwa untuk sebuah cita-cita peradaban besar diperlukan modal dan pengorbanan.

Di samping itu, Nabi membagi pekerjaan (job description) dengan menempatkan beberapa sahabat sesuai dengan kesanggupannya secara proporsional. Ada yang bertugas mensuplay logistik seperti yang diemban oleh Asma, ada yang bertugas mensterilkan lintasan setelah diliwati Nabi guna menghapus jejak-jejaknya seperti Fuhairah dll. Nabi juga meminta Ali bin Abu Thalib untuk tidur di tempat yang selama ini menjadi tempatnya beristirahat di malam hari, sebuah resiko yang sangat riskan di bawah ancaman bunuh dari orang kafir quraisy.  Nabi juga menunaikan amanah lain yang harus diselaikan di Makah.

Tahap Pelaksanaan. Setelah menyelesaikan segala urusannya di Makah sebagai bagian dari perencanaan, maka tibalah saatnya, hijrah (hegira) pun mulai diperankan. Kali ini setelah meninggalkan kediamannya di malam hari yang buta, Nabi Muhammad saw ditemani oleh sahabat setianya Abubakar Siddiq berangkat ke Madinah. 

Tedapat hal tidak lazim saat menempuh perjalanannya menuju Madinah kali ini, Nabi Muhammad saw dan Abubakar mengambil jalur baru sama sekali yang selama ini tidak biasa dilalui oleh para kafilah dagang atau rombongan peziarah lainnya. Hal ini dilakukan bukan saja sebagai resiko dan tantangan perjuangan, tetapi strategi demi keamanan karena seantero negeri sejak kediamaannya di Makah dan seluruh jalur yang lazim mengarah ke Madinah sudah dalam pengawasan ketat bahkan ancaman dari tokoh-tokoh kafir quraisy.

Sebagaimana job description rapi yang telah dibuat oleh Nabi, maka para sahabat samikna wa athakna, mendengar taat dan patuh, telah menunaikan amanah sesuai peran, tugas dan fungsi sesuai peruntukannya masing-masing. Asma, seorang sahabat yang bertugas di bidang logistik juga mengerti apa yang harus dilakukannya. Di pagi harinya Fuhairah segera mengembalakan domba-dombanya di sepanjang lintasan yang dilalui Nabi Muhammad dan Abubakar malam harinya, agar tidak tampak jejak-jejak kaki atau pertanda telah diliwati.

Tahap meraih hasil sebagai capaian hijrah. Sesampainya di Yatsrib, Nabi Muhammad saw kemudian melakukan banyak langkah penting guna memulai titik balik kemajuan Islam sebagai agama peradaban. Di antara langkah penting yang dilakukan Nabi adalah membangun masjid, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, mengubah nama Yatsrib menjadi Madinah, dan membuat kesepakatan sosial-politik dengan suku-suku Yahudi dan penduduk di sekitarnya. 

Bila kita perhatikan keberangkatan kaum muslimin hijrah ke Madinah maka secara umum terdapat dua gelombang yakni gelombang para sahabat mulia dan gelomban Nabi dan Abubakar. Secara umum, semua kaum muhajirin sedah berperan sangat baik bagi diri, keluarga dan Islam. Dan secara khusus, sejatinya terdapat para sababat yang berperan dalam keberangkatan atau hijrahnya Nabi. Inilah yang kalau boleh saya sebut sebagai tim the real team. Namanya saja Tithe real team maka ya tidak banyak aggotanya, yakni Abubakar, Ali. Abdullah bin Abubakar, Asma binti bubakar, Abdulllah bin Uraiqith, Fuhairah.

Nah, ibrahnya sangat kaya bukan. Termasuk dua muhasabah terakhir saya cerita tentang pesan kinestetik dan pesan sehat. Iya karena saya dan keluarga sudah sejak ahad hingga kini hari ke keenam benar-benar diuji oleh Alllah sehingga harus isoman. Memang sih, sebelumnya kegiatan teramat padat antara kegiatan kampus (pelaporan elkd, ujian-ujian disertasi dan magister/skripsi juga rutinitas lainnya) dan kegiatan sosial yang luar biasanya padatnya kematian demi kematian diumumkan. Bukan orang jauh, tapi orang-orang yang relatif dekat dengan usia kita dan dekat dengan keseharian hidup kita di kampus, di gampong dan sesama perantau asal Jawa. Belum lagi kabar duka nasional lainnya.

Sejak ahad malam, kami sudah banyak begadang dan hingga malam ini. Ya itu tadi ibrahnya pasti ada the real team atas hal ikhwal diri kita. Karena kami isolasi mandiri bersama keluarga dan anak-anak, maka kami berbagai tugas yang bersifat domestik. Putri-putriku sudah bisa dan biasa membantu, maka ini sudah melegakan. 

Awalnya saya dan istri demam ringan dan cukup obat dari bidan desa yang dekat rumah ya meski harus antri juga. Saya sendiri juga batuk yang rupanya tak kunjung reda juga, setiap malam hampir tidak bisa tidur bukan karena kepikiran tapi karena badan yang lagi bersahabat. Saat "batuk" sekonyong-konyong datang, waduh....sakit semua badan, perut mengeras, sakit kepala sundul ngawiyat. Saya hanya bisa istighfar sekenanya atau menyebut bagian asmaul husna yang ingat dan relevan.

Secara praktik, saya langsung persiapkan untuk minum air hangat yang saya ambil dari dispenser yang memang selalu tersedia satu cangkir aluminum dan diulang lagi diulang lagi. Makanya setiap 30 menit sudah harus membuangnya di kamar kecil dan diakhiri dengan wudhu. Paling handuk saja yang selalu ada.

Meski semua rutinitas harian berjalan, tapi kali ini kami benar-benar all out untuk memulihkan kesehatan diri dan keluarga di rumah. Aneka informasi yang berisi tip penyembuhan "covid", batuk menggigil kepanjangan kami usahakan dengan memanfaatkan apa yang ada. Jamupun dikirimi oleh makcikku, madu, jahe, kunyit, daun pepaya, dan aneka buah-buahan.

Teraphi melaui kerikan sering menjadi kompesansi agar angin keluar di samping pijat reflektif oleh adikku yang selalu datang ke rumah. Dalam hal ikwal menjalani hidup ini kita harus terus bersyukur kepada Allah karena Allah telah mengirimkan "malaikat jibril dan malaikat mikail" melalui orang-orang terdekat dalam kehidupan kita. Tidak ada kata capek dan malas sehinggga semuanya kontributif. Inilah yang saya sebut sebagai the real team.. Semoga Allah merahmati kita semua. Aamiin