Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lahirnya Manusia Dalam Islam



Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 1 Rabiul Awwal 1443

Lahirnya Manusia
Saudaraku, ketika Allah memberitahu malaikat bahwa Allah akan mencipta khalifah di muka bumi,. Malaikat terkejut rada keberatan lalu protes. Inu terekam jelas dalam al-Qur'an, Allah berirman Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Qs. Al-Baqarah 30) 

Tentang penciptaan Adam, saya nukilkan postingan Jakarta iNews. Ibnu Katsir menerangkan, dalam ayat tersebut Allah swt memberitahukan kepada mereka (malaikat) bahwa Dia akan menciptakan jenis makhluk ini dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam.

Mereka (malaikat) mengatakan, "Wahai Tuhan kami, apakah hikmah yang terkandung dalam penciptaan mereka, padahal di antara mereka ada orang-orang yang suka membuat kerusakan di muka bumi dan mengalirkan darah? Jikalau yang dimaksudkan agar Engkau disembah, maka kami selalu bertasbih memuji dan menyucikan Engkau," yakni kami selalu beribadah kepada-Mu, sebagaimana yang akan disebutkan nanti. Dengan kata lain (seakan-akan para malaikat mengatakan), "Kami tidak pernah melakukan sesuatu pun dari hal itu (kerusakan dan mengalirkan darah), maka mengapa Engkau tidak cukup hanya dengan kami para malaikat saja?"

Allah SWT berfirman menjawab pertanyaan tersebut: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui. (Surat Al Baqarah: 30).

Lalu Allah memerintahkan kepada para malikat-Nya agar dihadapkan kepada-Nya tanah liat untuk menciptakan Adam, kemudian tanah itu dihadapkan kepada-Nya. 

Maka Allah menciptakan Adam dari tanah liat, yakni tanah liat yang baik, berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan berbau tidak enak. Sesungguhnya pada mulanya dari tanah, kemudian menjadi tanah liat yang diberi bentuk; Allah menciptakan Adam dari tanah liat itu dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri.

Adam didiamkan tergeletak selama empat puluh malam berupa jasad, sedangkan iblis selama itu selalu mendatanginya dan memukulnya dengan kaki, maka tubuh Adam mengeluarkan suara (seperti suara tembikar yang dipukul). Hal inilah yang disebut di dalam firman-Nya:

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ

Dari tanah kering seperti tembikar. (Surat Ar-Rahman: 14)

Yakni berbentuk sesuatu yang berongga dan tidak berisi. Kemudian iblis memasuki mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu masuk dari dubur dan ke luar dari mulutnya. Selanjutnya iblis mengatakan, "Kamu bukanlah sesuatu untuk dibunyikan dan karena apakah kamu diciptakan. Seandainya aku menguasaimu, niscaya aku dapat membinasakanmu; dan seandainya kamu dapat menguasaiku, niscaya aku akan membangkang terhadapmu."

Ketika Allah meniupkan ke dalam tubuhnya sebagian dari roh-Nya hal ini dilakukan mulai dari bagian kepalanya, maka tidak sekali-kali sesuatu dari tiupan itu mengalir dalam tubuhnya melainkan berubah menjadi daging dan darah. 

Ketika tiupan sampai pada bagian pusar, maka Adam memandang ke arah tubuhnya dan ia merasa kagum dengan apa yang ia lihat pada tubuhnya. 

Ketika Nabi Adam as berniat akan bangkit berdiri sebelum roh yang ditiupkan ke dalam tubuhnya sampai ke bagian kedua kakinya. Setelah roh sampai ke bagian otaknya, Maka Nabi Adam bersin dan mengucapkan, "Alhamdu­lillah (segala puji bagi Allah)", lalu dijawab oleh Allah melalui firman-Nya, "Hai Adam, Tuhanmu merahmati kamu." 

Setelah roh sampai pada bagian kedua matanya, maka kedua matanya terbuka, lalu mengalir ke bagian tubuhnya, dan Adam memperhatikan tubuhnya dengan penuh rasa takjub. Maka ia berupaya untuk bangkit berdiri sebelum roh sampai ke bagian kedua kakinya, tetapi ternyata ia tidak mampu bangkit, dan ia berkata, "Wahai Tuhanku, segerakanlah sebelum malam tiba."

Allah SWT berfirman:

{وَكَانَ الإنْسَانُ عَجُولا}

Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra: 11)

Mujahid mengatakan bahwa Allah menciptakan Adam setelah Dia menciptakan segala sesuatu, yaitu di pengujung siang hari Dia menciptakan semua makhluk lainnya. Setelah roh menghidupkan kedua matanya, lisannya, dan kepalanya, tetapi roh masih belum sampai ke anggota bagian bawahnya, Adam berkata, "Ya Tuhanku, segerakanlah penciptaanku sebelum matahari tenggelam."

، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "خَيْرُ يَوْمٍ طلعت فيه الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُهْبِطَ مِنْهَا، وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ، وَفِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُؤْمِنٌ يُصَلِّي -وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ قَلَّلَها -فَسَأَلَ اللَّهَ خَيْرًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ". قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ: قَدْ عَرَفْتُ تِلْكَ السَّاعَةَ، وَهِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، وَهِيَ الَّتِي خَلَقَ اللَّهُ فِيهَا آدَمَ،

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat; pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari yang sama Adam dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu juga Adam diturunkan dari surga (ke bumi), dan pada hari itu pula kiamat akan terjadi. 

Di dalam hari Jumat terdapat suatu saat yang tidak sekali-kali seseorang hamba yang beriman menjumpainya dalam keadaan salat —Rasulullah Saw. mengatakan demikian seraya menggenggamkan jari jemarinya mengisyaratkan bahwa waktu itu cuma sebentar—lalu ia meminta suatu kebaikan kepada Allah, melainkan Allah memberinya apa yang dimintanya itu. Abu Salamah mengatakan, Abdullah ibnu Salam pernah berkata bahwa ia telah mengetahui waktu ijabah itu, yaitu di pengujung siang hari Jumat. Pada waktu itulah Allah menciptakan Adam.

Tetapi sejak itu penciptaan manusia dimulai.  Pertama sekali Allah menciptakan Adam seorang diri dan mulanya ditenpatkan di surga. Adam manusia pertama ininhidup bahagia di surgaNya, meskipun nantinya harus keluar dari surga akibat pelanggaran keduanya pada aturan dari Rabbnya. Hal penting yang harus kita ingat di sini adalah bahwa manusia itu sejatinya makhluk surga, bukan makhluk neraka. Maka kalau dikatakan pulang ke kampung halamannya setelah mampir hidup di dunia ini adalah ke surga lagi. Inilah tuntunan iman Islam, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, sesungguhnya kita semua berasal dari Allah dan akan kembali ke (surgaNya) Allah.

Allah berfirman yang artinya, Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Qs. Al-Baqarah 35-38)
Nah menurut landasan normatif di atas dinyatakan bahwa kunci agar manusia bisa pulang ke kampung halaman sejatinya yaitu surga adalah saat hidup di dunia ini harus mengikuti petunjuk yang diturunkan oleh Allah yang termaktub dalam Al-Qur'an Hadis.

Meski ditempatkan di surga, Adam ketika sendiri merasa kesepian, lalu Allah mencipta Suti Hawa. Dengan kemahabijakanNya, Allah mengetahui kesepian dan kesendirian seorang Adam, sehingga Allah menciptakan Hawa yang bahan dasarnya diambilkan dari tulang rusuknya sendiri. 

Inilah satunya-satunya kelahiran vegetatif di dalam sejarah manusia. Karena setelah Adam dan Hawa semua manusia dicipta oleh Allah secara generatif, berasal dari jenis yang sama, perpaduan antara sperma laki-laki dan sel telur perempuan idealnya melalui maghligai perkawinan yang sakral.

Terkait penciptaan Hawa, Imam Al-Bukhari 3331 dan Muslim 1468 meriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda, “Berkeinginan baiklah pada semua wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas, kalau anda meluruskannya (dengan paksa) maka akan patah, namun jika anda biarkan ia akan tetap bengkok. Maka berkeinginan baiklah pada semua wanita”. (HR. Bukhari)

Dengan demikian riwayat di atas untuk menjelaskan tentang kelahiran vegetatif khusus pada Ibunda Hawa yang kemudian menjadi istri pasangan Nabiyullah Adam as. Kita mengambil ibrah daripadanya.
Uniknya khusus tulang rusuk, posisinya sangat dekat di hati, bahkan melingkupinya termasuk paru-paru. Realitas ini kemudian bisa dipahami bahwa seorang perempuan atau istri yaitu dalam hal ini Hawa itu adalah sangat dekat di hati. Oleh karena itu Adam sangat merindukan, mencintai, menyayangi, dan melindungi Hawa istrinya guna menggapai ridha Ilahi.

Dalam riwayat tersebut juga dikabarkan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk, maka sekaligus bisa dipahami bahwa perempuan (baca istri) sejatinya bukan tulang punggung (kehidupan) keluarga dan apalagi tulang kaki yang jauh dari hati suami. Allahu al'am