Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup itu Fokus


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 14 Rabiul Akhir 1443

Hidup itu Fokus
Saudaraku, para ahli hikmah menasihati kita bahwa hidup itu laksana memotret sesuatu menggunakan kamera. Dalam hal ini, kita harus fokus tertuju ke obyek yang akan diabadikan. Artinya dalam menjalani hidup dalam kehidupan ini, kita harus fokus pada tujuan agar (memperoleh kebahagiaan) abadi dan dapat diabadikan oleh antar generasi.

Agar dapat fokus meraih bahagia, maka Islam menuntun kita mengukuhkannya dalam setiap shalat, dimana kita mesti khusyuk menunaikannya. Khusyuk itu mengakomodasi serius, bersungguh-sungguh, dan takut pada siksa Allah dengan cara menjaga keindahan, ketundukan, ketakdhiman dan penyerahan totalitas diri hamba ke atas Allah Rabbuna.

Demikian juga halnya hidup harus khusyuk; hidup harus fokus menggapai ridha Allah ta'ala. Dalam seluruh aktivitas hidup kita di dunia ini harus kita tunaikan secara serius dan tidak main-main, bersungguh-sungguh tidak bermalasan, dan benar-benar takut pada (siksaan) Allah dengan cara mengerjakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Inilah wujud ketaatan ketundukan, ketakdhiman dan penyerahan totalitas diri kita kepada Allah ta'ala.

Nah deskripsi tersebut merupakan fokus hidup kita secara umum yang harus mewujud mewarnai seluruh aktivitas dalam kehidupan praksis kita. Ketika menempuh pendidikan di institusi pendidikan tertentu juga harus fokus, yakni menekuni dan menseriusi segala jalan dan memenuhi segala syarat logis yang dihajatkan demi tercapainya cita-cinta yang digadang-gadang oleh institusi, diri, keluarga, bangsa negara dan agamanya. Tentu di strata tertentu ada batas studi menyelesaikannya, maka tidak etis menunda nunda dan mengulur-ulur selesai dan "wisudanya".

Saat berikhtiar mencari rezeki terutama nafkah bagi keluarga, kita harus fokus dengan tetap mengikuti norma-norma yang ada. Kita hanya membawa pulang nafkah yang halalan thayyiban untuk keluarga, isteri/suami dan anak-anak; kita sekali-kali tidak mencampuradukkan antara yang hak dan yang subhat apalagi dengan yang haram. Di sanping itu kita tidak berlaku boros dan berlebih-lebihan (tidak israf) dalam segala hal. Dengan fokus menggapai ridha Allah seperti ini insyaallah rezeki kita berkah memberkahi. Kebaikannya bertambah-tambah setiap hari.

Begitu juga saat menunaikan tugas-tugas keseharian lainnya, baik di tempat tugas (seperti saat bekefja di kantor, toko, pasar, sawah, ladang, jalan, laut, udara dst) atau di kediaman kita sendiri; kita mesti fokus menunaikannya. Termasuk dalam menyelesaikan masalah yang diujikan kepada kita. Dengan menunaikan segala aktivitas secara fokus diharapkan dapat mencapai hasil maksimal, menyelesaikan masalah tanpa masakah baru, memperoleh kepuasan, merasakan kebahagiaan. Semoga begitu adanya. Aamiin.