Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Ucapan Selamat Natal dan Hakikat Toleransi Dalam Islam

Hukum Ucapan Selamat Natal dan Hakikat Toleransi Dalam Islam


Bagi saya, bukan nego-nego, toleransi adalah Suatu keyakinan masing-masing tanpa memaksakan keyakinannya terhadap orang lain.

Ucapan natal tidak ada hubungan dengan toleransi,  Ucapan natal hukumnya haram. Meskipun kata orang ucapan natal, sekedar sebatas ucapan. Bagi saya bukan!.

Coba renungkan saudaraku, pakai akal dan hati, dengan kesadaran, bahwa bagi  kaum muslimin, keselamatan di akhirat juga diawali bersama dengan suatu ucapan yakni syahadat.

Coba renungkan, pakai akal dan hati kita. bahwa perpindahan tanggung jawab dari ayah kepada suami anak perempuannya, dijadikan halal yang tadinya haram, juga bermula hanya dengan sebuah ucapan, yakni ucapan ijab qabul.

Coba renungkan, pakai akal dan hati kita. kita tahu, di akhir hayat kita pun, husnul khatimah kita, salah satunya ditandai hanya dengan ucapan, yakni dua kalimat syahadat.

Kalaulah ucapan syahadat begitu berat nilainya, ucapan ijab qabul begitu berat nilainya, entah kenapa ucapan natal jadi dimudah-mudahkan. Padahal tidak ada yang mengharuskan?

Tidak ada hubungannya  dengan tidak toleransi akan rusak di negeri ini bila "
hanya karena tidak mengucapkan natal". Dan tidak masuk akal juga jika orang yang meyakini haram mengucapkan selamat natal, dituduh intoleran.

Jadi, jelas, mengucapkan natal lebih dekat kepada kebathilan daripada pahala?. Saya sadar, menyampaikan larangan sunggung tak nyaman, lebih nyaman mengajak kepada kebaikan. Namun saya khawatir terhadap taktik syaithan menjauhkan kita dari tuntunan Allah, SECARA PERLAHAN-LAHAN... ...


Rasulullah SAW melarang betul untuk menyerupai kebiasaan sebuah kaum, sehingga menirunya disebut adalah bagian dari kaum itu. Mengapa?


Ada begitu banyak hikmah dari perintah Rasulullah SAW tersebut. Salah satunya adalah, karena syaitan bekerja tak serta merta akan mengajak kita murtad.atau keluar dari Islam. Namun cukuplah menjadi bencana jika kita meninggalkan ajaran-ajaranNya.

Saya khawatir apa yang kita tonton hari ini, awalnya mulai mengucapkan, lalu hadir ke undangan "Semata-mata makan-makan", lalu lama kelamaan turut dan juga mengenakan atributnya "Hanyalah pakaian dan topi", lalu lama kelamaan asyik dan mengikuti gaya hidupnya. Ternyata mengasyikkan hidup yang minim aturan, tak perlu shalat 5 waktu, tak perlu menutup aurat, yang penting adalah berbuat baik dengan sesama. Gila ini.


Meniru gaya perayaannya, gaya makannya, gaya pakaiannya, semakin lama nilai kehidupan kita akan bergerak menjauh dari nilai-nilai keislaman kita. naudzubillahi mindzalik.

Di akhir zaman ini, sudah menjadi keniscayaan, akan semakin terpolarisasikan mana yang akan terikut dengan arus fitnah, dan mana yang akan tetap berpegang kepada agama yang lurus. Idealisme beragama bisa dijual dengan Uang dan harta dan jabatan. Tahun lalu bisa bilang haram, tahun ini bisa halal. Yang penting dapat dunia.

Semoga kita semua selamat dari fitnah apapun, senantiasa Allah istiqamah-kan di jalan yang lurus, murni, di dunia dan di akhirat. Allahumma Amiin.


-Rizki Dasilva S.Pd.I MA-