Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Muhammadiyah Harus Bisa Lestarikan Alam

 




Air Minum pun Beli

Suatu malam di tahun 2012 saya berbincang dengan Muslih, teman waktu sama-sama aktif di PCPM Sewon Selatan. Saat itu keperluan kami bertemu karena Muslih sebagai pengelola otbond di Kebun Buah Mangunan Dlingo saya minta bantuan untuk memfasilitasi kegiatan Tapak Suci Bantul. Muslih juga seorang aktivis gerakan Pramuka Saka Wanabakti, yang bergeraknya di bidang pelestarian hutan antara lain melalui kegiatan penanaman pohon untuk penghijauan dan konservasi alam. Malam itu Muslih bercerita tentang ketertarikannya aktif di Saka Wanabakti dibanding dengan saka-saka yang lain. Alasan utamanya karena Muslih bisa beraktualisasi bersama Saka Wanabakti dalam ihtiar penyelamatan sumber daya air untuk kehidupan manusia.

Muslih sejak tahun 2000 berkeyakinan bahwa 20 tahun kemudian (2020) persediaan air tanah akan semakin menipis dan harus diselamatkan. Keyakinannya didukung oleh kenyataan bahwa di tahun 2000 untuk minum saja masyarakat sudah tergantung kepada air mineral, artinya hanya untuk minum saja harus membayar. Muslih melihat banyaknya keluarga yang 20 tahun silam sudah tergantung kepada air mineral menggunakan dispenser, bukan karena tidak punya sumur tapi mereka sudah tidak yakin dengan kualitas air sumur di rumahnya. Air sumur banyak yang tidak layak minum sehingga hanya digunakan mandi dan mencuci. Bahkan banyak juga kasus yang lebih parah, misalnya sumurnya sama sekali kering di musim kemarau.

Sejak tahun 2000 itulah Muslih bertekad untuk melakukan ihtiar semampunya bersama Pramuka Saka Wana Bakti untuk menyelamatkan air tanah melalui gerakan menanam pohon. Praktis kegiatan-kegiatan yang dilakukan Saka Wanabakti bersama Muslih 20 tahun terakhir didominasi menanam pohon sebanyak dan sesering mungkin. Setiap anggota baru diajak susur sungai belasan kilometer sambil menanam pohon di tepinya. Setiap kenaikan tingkat, anggotanya juga wajib ada acara tanam pohon di lahan kritis. Selain itu mereka juga aktif memfasilitasi kegiatan-kegiatan sosial dari berbagai kelompok masyarakat yang hendak menanam pohon. Selain menyelamatkan sumber air, dengan semakin banyak pohon ditanam akan meningkatkan kualitas udara karena pohon memproduksi oksigen.



Berjamaah Selamatkan Air



Ihtiar yang dilakukan Muslih 20 tahun terakhir bersama Pramuka Saka Wanabakti-nya barangkali hanya melibatkan komunitas kecil namun sangat besar manfaatnya. Ihtiar seperti itu jika dilakukan oleh muhammadiyah yang sebuah maskapai besar tentu memiliki efek yang lebih meluas. Muslih juga anak Muhammadiyah, dia pernah di Tapak Suci, juga aktif di Pemuda Muhammadiyah, ayahnya juga guru ngaji Muhammadiyah (alm) Pak Amir Turmudzi. Tentu di tubuh Muhammadiyah banyak warga dan aktivisnya yang mencintai alam seperti halnya Muslih.

Sejauh ini tentang bencana krisis air penampilan Muhammadiyah dalam berpartisipasi menanggulanginya sudah sangat meyakinkan. MDMC dan LAZISMU beserta segenap elemen Muhammadiyah selalu hadir di garda depan dengan dropping air bersih serta membangun instalasi air bersih di mana-mana. Namun demikian Muhammadiyah belum optimal memberdayakan Majelis Lingkungan Hidup-nya. Tentu menjadi lebih seru ketika MDMC, LAZISMU, Majelis Lingkungan Hidup, bisa menjadi lokomotif gerakan penyelamatan air melalui penanaman pohon sehingga Muhammadiyah menawarkan program solutif untuk perbaikan kualitas alam.

Majelis Lingkungan Hidup memiliki kompetensi menyusun konsep program dan juga akses kepada para pakar dan instansi yang kompeten. Majelis Lingkungan Hidup juga bisa menjangkau PCM hingga PRM untuk berkoordinasi menentukan kawasan mana yang perlu dihijaukan dan bersedia menerima program penanaman pohon Muhammadiyah. MDMC sebagai lembaga taktis mengelola jaringan relawan yang bisa mendukung eksekusi program penghijauan kawasan ala Muhammadiyah. LAZISMU memiliki kemampuan memobilisasi sodakoh untuk mendukung gerakan penyelamatan sumber air melalui penanaman pohon.

Gerakan dapat menjadi lebih massif lagi dengan dukungan Majelis Dikdasmen dan Majelis Dikti yang memiliki sekian banyak sekolah dan perguruan tinggi. Tentu sangat bagus apabila semua sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah selalu memprogramkan kegiatan menanam pohon dalam kegiatan perkemahan pandu HW nya. Perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat juga mewajibkan gerakan penanaman pohon sebagai kegiatan unggulan pada program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswanya.

Lebih seru lagi bila semua amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam semarak Milad-nya juga menyisipkan kegiatan penanaman pohon. Jika misalnya selama ini semarak Milad RSU PKU identik dengan khitanan massal, bolehlah suatu saat ditambahi penanaman pohon. Tapak Suci jangan mau ketinggalan, mereka bisa berpartisipasi dengan menyisipkan kegiatan penanaman pohon dalam setiap acara kenaikan tingkat siswa. Sungguh luar biasa manfaatnya jika ihtiar yang telah dilakukan Muslih itu juga dilakukan Muhammadiyah dengan koordinasi yang cantik dari semua elemen-eleman di dalamnya.





Wakaf Hutan Muhammadiyah



Persyarikatan Muhammadiyah adalah entitas sektor publik yang banyak mengelola dana masyarakat antara lain berupa zakat, infak, shodakoh, wakaf yang sebagian menjelma dalam bentuk amal usaha pendidikan semua jenjang, masjid, pesantren, panti asuhan, rumah sakit, ambulan gratisan, dan sebagainya. Di tanah air kita, entitas sektor publik yang lebih besar dari Muhammadiyah barangkali hanya Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk yang kelasnya sama besarnya misalnya Ormas Nahdlatul Ulama.

Sebuah entitas sektor publik untuk tumbuh dan berkembang syaratnya harus dipercaya oleh publik/masyarakat dan harus mampu memenuhi ekspektasi mereka. Dengan kepercayaan masyarakat/publik yang diwujudkan dalam dukungan dananya, anak panah amaliah dakwah Muhammadiyah melesat cepat, menjalar, dan menggurita dalam berbagai bentuknya. Maka takperlu heran, karena adanya kepercayaan publik bahkan sebuah ranting Muhammadiyah-pun dapat membeli dan mengoperasikan ambulance gratisan untuk melayani masyarakat.

Dalam konteks penyelamatan alam, ketika Muhammadiyah menggelorakan gerakan penanaman pohon sangat mungkin masyarakat akan mendukung bahkan dengan wakaf tunai pengadaan hutan Muhammadiyah. Hutan adalah elemen semesta yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Negara dengan segala instrumennya kadang tak berdaya untuk melindungi eksistensi hutannya. Barangkali melalui gerakan wakaf hutan, Muhammadiyah adalah solusi yang tepat untuk melindungi bagian-bagian bumi yang harus dipertahankan untuk tetap menghijau. Dengan gerakan wakaf hutan, Muhammadiyah dapat menguasai lahan-lahan tertentu baik di pedalaman, pedesaan, maupun di kawasan kota untuk tetap menghijau. Kadang karena butuh uang, pemilik lahan hutan di pedesaan dengan mudah mengalihkan tanahnya kepada investor. Jika dibeli oleh Muhammadiyah dengan dana ummat dan didukung oleh berbagai amal usahanya guna dikelola sebagai wakaf hutan, maka eksistensi hutan akan terjaga. Sangat baik jika suatu saat di Gunungkidul ada “Hutan UMY”, di Kulon Progo ada “Hutan UAD”, atau bahkan di luar Jawa ada “Hutan Uhamka”, yang mungkin tidak terlalu luas namun Muhammadiyah telah menorehkan tinta emas sebuah perjuangan melestarikan alam.



Jihad Pelestarian Alam



Memelihara dan melestarikan alam adalah tugas setiap manusia yang hidup di muka bumi ini. Dengan gerakan jamaah maka ihtiar untuk pelestarian alam memiliki kekuatan berlipat ganda untuk meraih manfaat maksimal. Masyarakat/publik sebagai jamaah memerlukan wadah yang terpercaya untuk bersama-sama berupaya melestarikan alam. Muhammadiyah dapat menjadi kapal besar bagi masyarakat untuk bersama-sama berupaya melestarikan alam semesta.

Semoga setelah Muktamar Surakarta 2021 Muhammadiyah bersama-sama seluruh elemennya dapat melangkah bersama dalam ihtiar pelestarian alam. Di masa mendatang Muhammadiyah tidak hanya hadir dengan ambulance nya, tim SAR nya, rumah sakit lapangannya, logistiknya, maupun tim psikososialnya dalam menangani bencana alam. Namun Muhammadiyah mampu tampilkan gerakan penanaman pohon secara massif, menghadirkan wakaf hutan-hutan Muhammadiyah, dan mendorong peran publik bersama-sama menyelematkan alam dan mencegah timbulnya bencana.

Meski terkesan tidak produktif secara ekonomi, namun gerakan penanaman pohon serta wakaf hutan akan menciptakan keseimbangan ekosistem. Melawan kerusakan alam adalah jihad yang sangat banyak manfaat di dalamnya. Pepohonan yang menghasilkan oksigen dapat dinikmati oleh seluruh mahluk hidup sepanjang waktu, dengan ridho Alloh SWT ini adalah amal jariyah yang sangat bernilai manfaatnya. Satu hal yang saya ingat, di awal pandemi COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dewan pakarnya gugus tugas pusat menjelaskan bahwa pandemi virus dapat timbul karena terganggunya keseimbangan alam.



Tulisan ini pernah dimuat pada tanggal 4 November 2020 di :

https://tajdid.id/2020/11/04/muhammadiyah-harus-bisa-lestarikan-alam/