Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Shalat Berjama`ah Bagi Kaum Muslim

Pentingnya Shalat Berjama`ah Bagi Kaum Muslim


Shalat berjamaah merupakan amalan yang banyak diremehkan dan ditinggalkan oleh kebanyakan kaum muslimin. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian mereka terhadap sunnah (tuntunan rasulullah)

Mesjid sepi karena kurang jamaah shalat

Tak bisa kita pungkiri. Pada keadaan di akhir zaman sekarang orang lebih suka membangun fisik mesjid agar tanpak indah dan megah. Keindahan dan kemegahan itu tidak akan bertahan jika para masyarakatnya tidak mau memakmurkan mesjid dengan mendirikan shalat berjamaah.

Maka tak jarang banyak kita lihat mesjid-mesjid yang sepi dari para jamaah yang melaksanakan shalat jamaah 5 waktu yaitu shubuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya. Kalaupun ada itupun segelintit orang yang bisa kita hitung dengan jari. Yang lebih ironisnya masjid akan ramai jika waktu-waktu tertentu seperti shalat hari junat atau sgalat tarawih pada minggu pertama bulan ramadhan.

Sebuah keadaan yang seharusnya tidak terjadi dimana dengan semakin banyaknya mesjid yang telah dibangun semesrinya memudahkan para kaum muslimin untuk memilih mesjid akan mereka pilih.

Malu karena tidak shalat berjamaah

Sudah menjadi kebiasaan pada masa kehidupan rasulullah dan para shabat mereka saling bersemangat dalam melaksanakan shalat berjamaah. Sehingga mereka para sahabat akan merasa malu dan tidak berani keluar rumah jika pada saat tersebut mereka tidak berjamaah di mesjid.

Para sahabat sangat bersungguh sungguh dalam menjaga shalat berjamaah. Dan sudah bisa dipastikan ketika azan berkumandang mereka akan segera keluar menunaikan shalat berjamaah terkecuali wanita, anak kecil, orang-orang sakit dan juga orang-orang munafik.

Kenapa orang yang tidak shalat berjmaah disebut munafik? Mari kita perhatikan hadis rasul yang artinya, "shalat terberat bagi orang-orang munafik adalah shalat ksya dan shubuh. Padahal jika seandainya mereka mengetahui pahala kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak. (HR. Ahmad)"

Hadis diatas sangat sesuai dengan kenyataan bahwa waktu shubuh dan isya adalah saat yang payah dan penuh perjuangan. Sebab, shalat isya pada umumnya orang masib lelah karena seharian bekerja. Sedangkan waktu shubuh adalah waktu udaranya masih dingin dan saat pulas-pulasnya orang tidur.

Maka tidaklah berlebihan jika predikat munafik sangat sesuai bagi mereka yang cenderung memilih keinginannya sendiri tanpa memperhatikan perintah Allahdan sunnah nabiNya

Alasan tidak mau berjamaah

Setiap perbuatan yang telah diperintahkan tentunya memiliki dalil ataupun dasar yang menjadikan perbuatan tersebut mendatangkan pahala bagi yang melakukannya. Allah berfirman:

"Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk (QS. Al-Baqarah: 43)

Kalimat rukuklah berserta orang-orang yang rukuk diartikan sebagai shalat berjmaah, sebab rukuk secara bersama-sama tentunya dalam keadaan shalat berjamaah oleh karenya ayat ini menjadi dasar l perintah Allah untuk shalat berjamaah.

Dalil yang lain adalah beberapa hadis nabi seperti yang diriwayatkan oleh Muslim No 1038 dari Sahabat Ibu Umar RA , Rasulullah SAW Bersabda yang artinya,

Shalat jama’ah lebih utama duapuluh tujuh derajad daripada shalat sendirian”( Shahih menurut Ijma’ Ulama)

Kemudian lagi hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah  No : 766 dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah SAW Bersabda :

“ Jika salah seorang dari kalian berwudlu dan membaguskannya, kemudian datang ke masjid, dan tidak ada yang menggerakkannya menuju masjid kecuali shalat maka tidaklah ia melangkahkan kaki kecuali dengannya Allah akan mengangkat derajad dan menghapus dosanya hingga ia masuk masjid, dan jika masuk masjid maka ia akan tetap dalam hitungan shalat selama shalatlah yang menahannya ( dari keinginan pulang)”.

Walaupun demikian alasan bagi mereka yang tidak mau shalat berjamaah tetaplah ada. Salah satu alasan yang sering kita dengan adalah shalat jamaah kan hukumnya cuma sunnah mustahab. (sesuatu yang telah dikerjakan oleh Nabi Muhammad satu atau dua kali)

Jika kita perhatikan sejarah maka rasul senantiasa berjamaah sehingga sunnah

Sunnah adalah sesuatu yang dikerjakan oleh Rosulullah saw secara rutin.

Dalam perintah shalat berjamaah memiliki fadilah (keutamaan) yang seperti mendapat pahala hingga 27 derajat. Tentunya kita akan rugi jika kita lebih senang mengerjakan perbuatan yang memiliki pahala yang kecil dibanding dengan pahala yang banyak yaitu shalat berjamaah.

Alasan lain yang juga sering kita dengar adalah kami shalat berjamaah dirumah bersama keluarga, anak, istri dan kami i gin mendapatkan pahala berjamaah bersma keluarga kami dirumah. Alasan inj tentunya dapat kita bantah dengan membsrikan pemagaman bahwa jila demikian adanya unuk apa juga kita dirikan mesjid begitu indah jika hampir semua orang memilki keyakinan ingim mendapatkam pahala berjmaah di rumah.

Cerita Abdullah bin ummi maktum

Cerita ini berawal dari keinginan unuk diberikan keringanan untuk shalat berjmaah. Dia adalah seorang yang buta dan berjumpa dengan rasul dan berkata

"Ya Rasulullah, saya tidak memiliki penuntun jalan untuk bisa mendatangi shalat 5 waktu berjamaah di masjid, sementara mata saya buta dan kesehatan saya juga menurun, padahal rumah saya cukup jauh dari masjid. Dengan kondisi seperti itu, apakah saya memiliki rukhshah atau keringanan bisa menjalankan salat di rumah?" Urai Abdullah bin Ummi Maktum ra kepada Rasulullah SAW.

"Ya! " Jawab Rasulullah singkat dan jelas. Kemudian Abdullah bin Ummi Maktum langsung pamit kepada Rasulullah dan beranjak keluar, tetapi tiba-tiba Rasulullah memanggilnya kembali.

Wahai Abdullah, apakah engkau mendengar seruan untuk shalat 5 waktu?” tanya Rasulullah saat itu.

"Kumandang azan ya Rasulullah?"  Abdullah bin Ummi Maktum balik tanya kepada Rasulullah.

"Ya Abdullah!"  Jawab Rasulullah lagi.

"Saya mendengarnya ya Rasulullah" jawab Abdullah bin Ummi Maktum ra.

"Kalau kau mendengar seruan shalat, saya tidak menemukan rukhshah (keringanan) buatmu! Jadi engkau harus tetap berusaha untuk mendatangi masjid dan shalat berjamaah bersama kita semua" Jawab Rasulullah SAW.

Saudaraku seiman cukuplah kisah sahabat nabi yang shalih diatas menjadi motivasi bagi kita yang diberikan kesempurnaan fisik untuk terus melaksanakan sgalshalat berjamaah dimanapun kita berada.

Karena sesungguhnya waktu yang ada sekarang ini tidak menjadi jaminan bagi kita untuk dapat melaksanakan shalat brrjmaah pada waktu yang akan datang salah satu penyebabnya adalah kematian ataupun ajal yang akan menjemput kita. Maka sebelum waktu itu kita alami, sebaiknya terus kita mempersiapkan diri dengan menjaga waktu dengan shalat wajib 5 waktu dengan berjamah di mesjid. 

Penulis : Hendri Saifullah