Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wakaf Politik Kang Herry

Wakaf Politik Kang Herry


Pada tahun 2000 - 2010 Yogyakarta dipimpin oleh Walikota Herry Zudianto, seorang pengusaha dan kader Muhammadiyah. Lelaki ramah ini lebih akrab disapa Kang Herry, memimpin kota pelajar selama 10 tahun dengan sederet prestasi membanggakan tanpa dinodai kasus hukum. Kang Herry mengakhiri masa baktinya sebagai walikota dengan meninggalkan legacy “anti dinasty politik”.

Dengan sederet prestasi kinerjanya selama 10 tahun, jika berniat membentuk dinasti politik tentu Kang Herry akan menjagokan sang istri Ibu Dyah Suminar. Namun Kang Herry tidak melakukannya, karena menjadi walikota Yogyakarta bagi kang Herry adalah sebuah wakaf politik dan pengabdian.

 

Kepala Pelayan Masyarakat

Sebagai sebuah wakaf politik, maka bagi Kang Herry jabatan Walikota adalah sarana untuk mengabdi. Maka Kang Herry menyebut dirinya sebagai “Kepala Pelayan Masyarakat”. Sebagai “Kepala Pelayan Masyarakat” selama 10 tahun masa baktinya, Kang Herry bekerja keras untuk menciptakan budaya birokrasi Yogyakarta yang bersih dan melayani.

Kota Yogyakarta berhasil meraih peringkat pertama untuk tingkat Kota se-Indonesia sebagai Kota Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu Terbaik. Dengan slogan ”Bukan Janji Tapi Pasti”, Yogyakarta mewujudkan pelayanan publik yang jelas dan transparan, mampu memberikan kepastian kepada masyarakat dalam biaya, waktu dan persyaratan serta akuntabel.

 

Memberdayakan Wong Cilik

Sebagai seorang pemimpin kang Herry sangat berpihak kepada wong cilik. Pada saat itu di berbagai ruas jalan Kota Yogyakarta banyak para pedagang klithikan menggelar dagangannya. Pemkot Yogyakarta kemudian membangun Pasar Klithikan Kuncen untuk memindahkan para pedagang klithikan di Jalan Mangkubumi, Jalan Asem Gede, dan Alun-alun Kidul.

Upaya ini dilakukan Kang Herry untuk meningkatkan status hukum pedagang klithikan dari pedagang informal menjadi pedagang formal. Dengan menyatunya semua pedagang klithikan di Pasar Kuncen, dalam kalkulasi Kang Herry akan meningkatkan jumlah pembeli, karena bisa mendapatkan semua yang mereka butuhkan tidak harus datang ke tiga tempat sebelumnya. 

Pemkot juga mempromosikan keberadaan Pasar Klithikan Pakuncen sehingga terus meningkatkan jumlah pengunjung bahkan dijadikan ikon pariwisata andalan di Kota Yogyakarta. Kang Herry berhasil menertibkan pedagang klithikan tanpa menggusur, namun justru memfasilitasi dan memberdayakan.

 

Melahirkan Kang Herry Baru di Pilkada 2020

Tanggal 9 Desember 2020 sebagian Rakyat Indonesia akan menentukan pilihannya dalam Pilkada serentak. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk melahirkan pemimpin-pemimpin daerah terbaik. Semoga pada Pilkada serentak 2020 akan terpilih sosok Kang Herry baru. Pemimpin yang menjadikan politik sebagai ladang wakaf dan pengabdian. Bukan pemimpin yang sekedar mengejar karir politik dan kekuasaan.   

 

Tulisan ini telah dimuat pada tanggal 9 Desember 2020 di:

https://tajdid.id/2020/12/09/wakaf-politik-kang-herry/