Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cinta Sunah: Bersalaman

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 22 Rabiul Awal 1444

Cinta Sunah: Salaman
Saudaraku, alangkah indahnya bila sapaan ramah antara kita dengan sesama saudara saat bertemu kemudian terangkai dengan salaman (berjabat tangan). Begitu juga halnya bersalaman saat mau berpisah. Kita yang laki-laki bersalaman dengan sesama saudara yang laki-laki, kita yang perempuan bersalaman dengan sesama saudara yang perempuan). 

Inilah sunah Nabi. Dari al-Bara’ bin 'Azib ra, dia berkata, Rasulullah saw bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

“Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.” (HR Abu Dawud no. 5212, al-Tirmidzi no. 2727, Ibnu Majah no. 3703 dan Ahmad 4/289.

Dengan sebab bersalaman sesama saudara kitapun dijamin oleh Nabi dapat pengampunan dosa dari Allah. Dosa dan perasaan bersalah antara kedua belah pihak gugur tanpa sisa.  Karena dengan bersalaman, masing-masing ikhlas berniat mempererat silaturahim atau juga ridha saling memaafkan dan atau menyambungkan kembali relasi yang mungkin saja renggang selama ini. Oleh karena itu, bersalaman tentu bukan karena terpaksa atau di bawah tekanan pihak tertentu, atau karena berpura-pura.

Secara psikologis, bersalaman secara tulus dapat meredam sakit hati dan menghilangkan dendam, sehingga masalah antar keduanya segera teturai dan selesai. Nabi saw memberi informasi tentang hal ini dalam hadits yang ditulis Imam Malik, “Saling bersalamanlah (berjabat tanganlah) kalian, maka akan hilanglah kedengkian (dendam).”  Inilah pahala lain yang didapat dari berjabat tangan atau bersalaman.

Dan dengan jalan itulah di antaranya Allah ta'ala menyatukan kembali hati orang-orang yang sebelumnya tidak enakan dan atau dendam atau berprasangka negatif antara mereka. Allah  berfirman yang artinya, “Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.” (QS. al-Anfal 63).

Tentu melalui salaman, relasi, interaksi dan komukasi antar kedua belah pihak menjadi lebih harmonis, sehingga bisa saling menopang bangunan ukhuwah dalam kehidupan satu dengan lainnya. Aamiin ya Mujib al-Sailin