Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SDIT Muhammadiyah Bireuen Rumah Kedua Bagi Siswa

SDIT Muhammadiyah Bireuen Rumah Kedua Bagi Siswa


Tidak ada jarak diantara kita. Hampir setengah jiwaku disiksa oleh rindu disaat kau pergi dariku. Tidak ada kata yang bisa ungkapkan. Tidak ada satupun puisi yang bisa menceritakan keindahan cinta ini. Cinta yang bersemai dari sukma terdalam. Engkau adalah sahabat kecil yang menari-nari di mimpiku. Pelukan hangatmu, senyummu, tawamu, airmata mu tak pernah kulupakan. Ada cinta disekolah ini

Duhai engkau yang dulu memegang erat tanganku. Jangan lupakan aku disetiap Sujud mu. Doakan aku. Engkau tau pertama kita jumpa. Engkau melihatku sinis seakan-akan aku ingin menyiksamu. Tapi aku tetap tersenyum dan mengusap kepalamu dengan penuh cinta. Sambil berkata, "Abang Shaleh dan kakak shalehah". Hanya butuh waktu sehingga engkau merasakan pengorbanan cintaku yang tulus untukmu. Duhai teman kecil. Bukankan ada cinta disekolah ini?.

Beberapa orang tua awalnya kaget, dengan kedekatan siswa dan guru disekolah. Begitu juga dengan beberapa tamu yang mengunjungi sekolah kami (SDIT Muhammadiyah Bireuen). Melihat satu menampakan yang tidak biasa. Saat belajar kami serius di kelas, tapi kami guru tidak seserius di luar kelas.

Kami terbiasa makan bersama, main bersama, menginap bersama, jalan bersama dan berolahraga bersama. Kedekatan emosional antara kami dan siswa hampir menyamai kedekatan sedarah. Seperti satu keluarga. bahkan kadang banyak ustazah(Ibu guru) saat siswa pulang sekolah mereka bukan cium tangan, tapi cium pipi. Tidak ada rasa canggung. Siswa tulus mencintai gurunya.

Sekolah bukan tempat yang menakutkan. Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa. Sekolah wajib ramah anak. Tidak hanya sekedar deklarasi ramah anak. Sementara anak tidak nyaman belajar dengan gurunya. Lebih parah lagi, anak trauma dengan gurunya. Saya yakin dan percaya sekolah yang modern dan berkemajuan adalah ketika kepala sekolah dan guru mampu memberikan lingkungan yang penuh cinta. Penuh kasih sayang. Dan kini kami sudah terapkan disekolah kami. Iklimnya terasa, ada cinta disekolah ini

Rizki Dasilva