Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kini Muhammadiyah di Aceh Semakin Diterima, Maju dan Kompetitif, Terutama Dibidang Pendidikan

Kini Muhammadiyah di Aceh Semakin Diterima, Maju dan Kompetitif

Penulis : Rizki Dasilva (Ketua Forum Guru Muhammadiyah Aceh)

Aceh dikenal dengan daerah serambi mekkah sejak dulu. Sangat kuat memegang teguh Syariat Islam. Saya mendengar cerita dari bebarapa teman di daerah lain. Saat mereka luar aceh hendak ke Aceh meraka membayang akan berada dimekkah. Semua wanita aceh berhijab. Makanya sebagian mereka sebelum ke Aceh sudah siap dengan beberapa jilbab didalam tasnya. Mungkin orang luar daerah membayangkan akan ditangkap polisi syariat, kalau tidak menggunakan jilbab.

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah mengambil perannya penting untuk mengajak masyarakat aceh untuk memegang teguh nilai-nilai Islam sejak dulu. Termasuk mengambil bagian dakwah lewat pendidikan dan pengajian-pengajian rutin. Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Muhammadiyah Indonesia, Dr. H. Abdul Mukti pernah mengatakan, Muhammadiyah Aceh adalah salah satu pilar dan kekuatan bagi Muhammadiyah Indonesia, terutama karena Aceh memiliki ciri khas yang melekat yakni daerah serambi mekkah. Perkembangan Muhammadiyah di Aceh ini dari waktu ke waktu, Alhamdulillah semakin meningkat”.

Memang Pengabdian Muhammadiyah Aceh dalam melayani masayarakat sudah tak diragukan lagi. Sejak dulu disetiap daerah Muhammadiyah memililiki panti asuhan yang menampung ratusan anak yatim. Alhamdulillah sudah sangat banyak alumni panti asuhan Muhammadiyah menjadi tokoh-tokoh hebat diserambi mekkah. Sebut saja Da`i dan Penulis muda berbakat sahabat saya, Ust Adnan Yahya . Sekarang beliau sangat padat jadwal ceramahnya. Pertama saya mendengar ceramahnya, saya sangat kagum, karena mengira KH Zainuddin Mz kembali lahir di lhokseumawe Aceh.

Begitu juga dengan Alm Pak sayuti Aulia, ketua kobar GB Aceh yang sangat dikenal oleh guru seantero Aceh. Dengan segala perjuangannya, menjadi organisasi yang dipimpinnya garis terdepan membela hak-hak guru diAceh. Pak Sayuti Aulia lahir di rahim Muhammadiyah. Beliau juga pernah menetap di panti Asuhan Muhammadiyah. Masih banyak juga tokoh lain di Aceh yang lahir di rahim Muhammadiyah.

Begitu juga peran Muhammadiyah di bidang pendidikan. Semakin tumbuh sekolah-sekolah muhammadiyah yang semakin diterima, maju dan kompetitif. Di beberapa tahun terakhir sekolah Muhammadiyah di Aceh terus berkembang. Termasuk sekolah penulis mengajar, SD IT Muhammadiyah Bireuen. Begitu juga dengan layanan kemanusian serta sejumlah layanan lainnya yang menjadi fokus organisasi Muhammadiyah di Aceh.

Tak hanya itu, Muhammadiyah Aceh juga sangat berperan aktif saat masyarakat Aceh tertimpa bencana. Saat musibah terjadi dibeberapa daerah di Aceh, dengan Lazismunya Muhammadiyah Aceh langsung menunjukkan kontribusinya melayani umat dan dalam melayani masyarakat. Banyak gerakan sosial lainnya yang sudah dilakukan oleh muhammadiyah di Aceh.

Benar apa yang telah pak Mukti sebutkan. “Muhammadiyah Aceh menjadi bagian penting dari organisasi, apalagi Aceh pernah menjadi tuan rumah muktamar Muhammadiyah yang sangat bersejarah pada tahun 1995 yang menghasilkan keputusan-keputusan penting yang hingga sekarang masih menjadi bagian dari pedoman dalam gerakan Muhammadiyah”.

Kita doakan kedepan dan kita berharap semoga Muhammadiyah di Aceh ini semakin baik, apalagisaat ini komposisi kepemimpinan yang baik di tingkat daerah, wilayah maupun cabang diisi dari perpaduan berbagai profesional dan berbagai latar belakang keilmuan yang berbeda-beda.

Alhamdulillah dibireuen lahir pimpinan daerah dr Athaillah A.Latief S. Seorang dokter spesialis kandungan di kota juang Bireuen. Sejak remaja beliau sudah aktif dan mewakafkan dirinya untuk berjuang bersama gerakan Muhammadiyah baik level nasional dan daerah.

Ustad Athaillah pernah mengenyam pendidikan di pesantren Muallimin Jogjakarta sejak tahun 1985-1989. Dalam sejarahnya IPM, Muktamar 1993, di Yogyakarta di Gedung Graha Bhakti Wana Yasa timurnya Stadion Mandala Krida, terlaksana secara meriah dengan nama baru IRM(sekarang IPM) Ortom Muhammadiyah Yaitu ikatan pelajar Muhammadiyah.dr Athaillah A Latief terpilih menjadi Ketua. Di lihat jejak rekam pengalaman beliau di Muhammadiyah jelas bahwa dr Athaillah adalah tokoh Muhammadiyah di Indonesia bukan hanya di Aceh dan di Bireuen.

Ada juga dosen, pengusaha, guru dan profesi lain yang sudah siap mewakafkan dirinya kepada muhammadiyah. Saya sering sebutkan Muhammadiyah itu sangat mencerahkan bukan sebagai ancaman.